Kamis, 13 September 2012

Sebuah Dilema

­­­­­­Program Khusus di Persimpangan Jalan
Oleh : Hidayah Norizza & Iyan el-Azzami
Potret perjalanan dari awal mula berdirinya jurusan Program Khusus Tafsir dan Hadits ( wihdatul khaasah ) dengan keluarnya Surat Keputusan amanah Direktur Jendral  Kelembagaan Agama Islam Nomor : Dj.11/532/05 kepada IAIN Imam Bonjol Padang sampai hari ini, sepertinya telah meninggalkan jejak-jejak pergulatan yang layak kita renungkan. Program Khusus pernah menjadi jurusan yang cukup diperhitungkan di lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang dan juga masyarakat SUMBAR umumnya. Dinamika dan lika-liku perjalanan Program Khusus Tafsir dan Hadits memang mempunyai sudut pandang yang cukup mengagumkan.  
Bukan sikap yang salah jika kita merasa bangga dengan jurusan yang mewadahi mimpi-mimpi kita ini, yang akan menjadi bahtera untuk kita, agar tidak tenggelam dalam mengarungi samudera mimpi-mimpi itu. Program Khusus yang telah menyandang standar International Class ini. Merupakan sebuah jurusan unggulan yang menjadi kebanggaan fakultas Ushuluddin dengan berbagai program unggulan, seperti kegiatan belajar mengajar menggunakan bahasa arab dan inggris, serta adanya bimbingan tahfiz dan halaqah yang merupakan kuliah tambahan non sks. Selain itu, sebagai penunjang segala kegiatan dan kesibukan Program Khusus, mahasiswa difasilitasi dan dijanjikan beasiswa selama masa kuliah maksimal delapan semester, serta free living cost, ( bebas biaya asrama ) yang tidak dapat dipungkiri, beasiswa dan program unggulan inilah yang menjadi daya tarik sebagian besar mahasiswa untuk masuk ke Program Khusus Tafsir dan Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang.
Dalam dinamika perjalananya, generasi awal Program Khusus memang benar-benar menjadi pusat perhatian banyak kalangan. Berbagai  prestasi berhasil diukir baik dari kalangan mahasiswa maupun dosen Program Khusus, semua ini didukung dengan sistem dan program yang benar-benar excelent, serta tidak terlepas dari dukungan dan semangat semua dosen dan mahasiswa yang luar biasa. Beberapa mahasiswa Program Khusus sempat mengenyam pendidikan di Luar Negeri, seperti Mesir dan Amerika, MTQ kecamatan, kabupaten, kota sampai tingkat nasional banyak diikuti oleh mahasiswa program khusus. Para jawara bermunculan dari beragam cabang perlombaan yang ada.  Tak hanya itu, dalam organisasi pun mereka dapat berkiprah dengan baik, organisasi internal kampus maupun luar kampus. ” Jujur saya sangat kagum dengan kegiatan organisasi Program Khusus, khususnya HMJ pada tahun pertama dan kedua, mereka bukan hanya mahasiswa yang mempunyai semangat pergerakan dinamis di bidang akademik dan kekompakan yang begitu kuat, tetapi dalam keorganisasian HMJ Program Khusus sempat menjadi saingan serius di tingkat Dewan Mahasiswa ( DEMA ) IAIN Imam Bonjol Padang, sehingga sempat beredar isu bahwa Program Khusus hendak beralih menjadi Perguruan Tinggi sendiri” ungkap Junaid, alumni Program Khusus angkatan 2006, dalam wawancara( 27/05/12).
  Dalam perjalananya mahasiswa Program Khusus adalah mahasiswa yang ikut berkontribusi besar dalam pembangunan kampus. Selain itu banyak lagi prestasi yang dapat dibanggakan dari program unggulan ini dalam pentas lokal sampai nasional. Karena itu, tak sedikit mahasiswa dan dosen seantero IAIN ikut kagum dan bangga akan program ini. Bahkan nama Program Khusus sempat mengudara ke khalayak masyarakat khususnya masyarakat Sumatra Barat.
Sudah menjadi suatu hal yang dapat dipahami, bahwa tidak selamanya pohon dapat berdiri kokoh dan berbuah sepanjang tahun, ia akan mengalami masa gugur daun, ranting yang patah bahkan batang yang rapuh kemudian mati begitu saja karena tidak pernah dirawat dan diperhatikan.
Seiring berjalanya waktu, program khusus yang pernah mengharumkan nama fakultas ushuluddin ini, sekarang terasa begitu berbeda. Hal-hal yang membuat unggul program ini satu persatu telah pudar dan lenyap. Beasiswa dan asrama gratis yang diiming-imingkan selama 4 tahun tak terlihat lagi wujudnya, bahkan hampir tak berfosil, Mahasiswa Program Khusus semakin merasa terjepit dan terkatung-katung oleh janji-janji yang tak pasti. Sehingga terpaksa keluar asrama dan mencari tempat yang lebih murah dan terjangkau. Mahasiswa mulai berfikir untuk mencari kerja demi melanjutkan pendidikan dan cita-cita mereka. Hal ini menjadi salah satu sebab kemunduran Program Khusus, program halaqah pada malam dan setelah subuh tidak lagi dapat dijalankan, karena tempat tinggal mahasiswa yang saling berjauhan. Bahkan halaqah-halaqah yang dijadwalkan siang hari tidak berjalan maksimal. Dari beberapa jadwal halaqah hanya satu atau dua yang berjalan. Hal ini terkendala oleh kehadiran mahasiswa ataupun dari pihak dosen itu sendiri.
Dari beberapa fakta yang kita lihat, pesona Program Khusus memang sudah pudar. Mulai dari kegiatan halaqah yang tidak efektif, beasiswa tidak ada, mahasiswa tidak lagi tinggal dalam satu asrama, lokal belajar yang tidak pasti, birokrasi yang tidak jelas, peraturan berpakaian yang masih diperdebatkan, tidak adanya bimbingan tahfiz dan bahasa, serta semakin kurangnya kedisiplinan dosen dan mahasiswa. Demikianlah potret Program Khusus  hari ini yang cukup sulit untuk dibantah dan dipungkiri oleh alasan apapun. Entah apa penyebab semua itu, semua  terasa begitu buram karena memang tidak pernah diperjelas kepada mahasiswa Program Khusus oleh pihak-pihak yang terkait dalam hal ini, seolah-olah mereka ingin  menghilangkan Program Khusus melalui seleksi alam, hilang dengan sendirinya.
Namun, kenapa semuanya diam dan membisu, seolah tidak pernah terjadi apa-apa dalam diri Program Khusus?, kenapa tidak ada yang berani membuka semua tabir kelabu ini?, kenapa kita hanya merenung dan meratapi semua hal yang telah terjadi?, apa yang membuat kita terus termenung dan hanya termenung di belakang kelambu?
            Ditengah kemelut yang terjadi, HMJ Program Khusus (Himpunan Mahasiswa Jurusan) juga ikut-ikutan tak bergairah. Lembaga yang seharusnya menjadi wadah untuk menampung segala aspirasi mahasiswa sepertinya tidak dapat lagi menjadi sebuah pilihan. Selama ini kita cendrung apatis terhadap segala permasalahan yang terjadi. Sebagai mahasiswa, sudah seharusnya kita menyatukan suara dan bertindak, melakukan perubahan untuk kebaikan kedepan. Kita harus menyadari, ada banyak hal yang harus diluruskan dan diperbaiki. Kepedulian terhadap jurusan dan komitmen terhadap nasib mahasiswa di masa depan harus diinterpretasikan ke dalam hal-hal yang positif.
Program Khusus adalah bagian dari masa depan kita, yang harus kita perjuangkan dan harus tetap berjalan, kita harus bangun dari tidur yang berkepanjangan ini, jangan lagi hidup dalam kebohongan. Akankah kita terus hidup dalam sebuah nama yang terus dikagumi banyak orang, tetapi sejatinya kita sudah cukup jauh dari apa yang semestinya. 
Mungkin tulisan ini tidak berarti apa-apa dalam situasi yang fakum ini, bahkan akan mengundang kontrovesi bagi pihak-pihak yang  memang tidak mau membaca situasi sulit ini. Namun semua begitu nyata di mata kita, sudah saatnya kita melakukan sesuatu untuk Program Khusus, kebisuan ini harus menggugah jiwa kritis kita sebagai mahasiswa.
Hari ini kita disuguhkan dengan sebuah peradaban baru, yang kita tidak tahu apakah peradaban itu akan benar-benar menjadi baru, atau sebaliknya akan bertambah berkarat dan lapuk. Semoga ketua baru jurusan Program Khusus hari ini, Bapak M. Guswandi Syas, MA dapat mendukung sepenuhnya semua aspirasi positif yang membangun, untuk kejayaan Program Khusus ke depan demi menciptakan ulama dan cendekiawan yang dapat mewarisi ilmu-ilmu Al-Qur’an dan hadits seutuhnya.























0 comments:

Posting Komentar