Salah satu kegiatan muker SDIT
dan SMPIT tahun 2017/2018 diisi dengan Pelatihan Fun Teaching yang langsung disampaikan
oleh penulis bukunya yaitu Imam Maliki Ralibi. Merupakan seorang aktivis,
pendidik, budayawan, dosen dan penulis asal Jojakarta yang lahir di Jakarta dan
dibesarkan di Bekasi. “Fun Teaching” adalah salah satu karya monumental Imam
Maliki yang sudah tersebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Tidak hanya itu, kehadiran
fun teaching dalam bentuk pelatihan-pelatihan pun sudah dilakukan dibeberapa
kota di Indonesia. Pelatihan ini kiranya dapat menggelitik gairah para guru
untuk mampu memercikkan pencerahan, menimbulkan keyakinan diri, menggugah
kembali kreativitas, menularkan kegembiraan dan kebahagiaan kepada peserta
didik. Sehingga guru mampu keluar dari suasana kebekuan kepada suasana yang
melambungkan keceriaan serta menjadikan belajar semakin asyik.
Imam Maliki yang juga dikenal
sebagai Bapak Ridwan Kamil KW ini memaparkan secara komprehensif metode fun
teaching dan bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta
disenangi oleh peserta didik. Dalam pemaparan materi, beliau selingi dengan nyanyian
pendidikan, puisi, permainan dan hal-hal baru lainnya untuk mencairkan suasana
dan membangkitkan semangat, sehingga materi berjalan dengan penuh keseruan dan
keasyikan. Adapun tujuan pendidikan “education
goals” menurut Imam Maliki adalah : pertama, improvement yaitu perubahan
kearah yang lebih baik. Kedua, development yaitu perkembangan dan
peningkatan. Dalam hal ini seorang guru
bisa mencetak siswa hebat yang bisa memintarkan yang lainnya, dalam artian
generasi berikutnya harus lebih hebat karena kebaikan-kebaikan yang ditebarkan oleh
guru kepada peserta didik. Ketiga, empowerment
yaitu pemberdayaan keunikan dengan fokus pada keunikan yang dimiliki peserta
didik, sehingga keunikannya itu menjadi salah satu kekuatan.
Sedangkan fun teaching goal atau
tujuan dari fun teaching diantaranya ialah: pertama, memberi hak pada
hati. Kedua, pacu kecerdasan. Banyak aktifitas yang bisa dilakukan untuk
memacu kecerdasan anak-anak, seperti bermain, kuis, teka-teki dan lain-lain
yang kelihatannya sederhana namun sangat berarti dalam memicu kecerdasan. Ketiga,
mengajar mudah. Salah satu cara kreatif yang bisa dilakukan siswa agar
senang dan mudah menghafal pelajaran yaitu dengan cara membuat lagu yang
liriknya berisikan materi pelajaran. Keempat, gali potensi melalui
gerakan dan kegiatan yang dilakukan. Keempat, memasuki kehidupan
kreatif. Semua kita terlahir sebagai anak-anak yang kreatif bagaikan pensil krayon
warna warni, namun seiring berjalan waktu ketika sudah dewasa kreatifitas itu
mulai memudar, karena pengaruh lingkungan dan pendidikan. Maka sekarang saatnya
mengembalikan kreatifitas yang pernah hilang.
Dalam materinya juga, Imam berbagi
kiat-kiat sukses untuk menaklukkan murid. Menurutnya bagaimanapun keras
kepalanya murid, bisa ditaklukkan oleh sang guru. Caranya bagaimana? Yang
pertama, BE IN THE MOMENT yang meliputi: ku tahu yang kau mau, sebuah
kesungguhan untuk menyelami dunia anak, maka bermainlah bersama anak-anak. Manajemen
salah, yaitu meminej sesuatu yang salah. Dalam hal ini seorang guru
diharapkan dapat megambil sisi baik dari kesalahan. Hargai alam sadar lain,
bertujuan untuk memancing apa yang diinginkan atau yang dipikirkan oleh siswa.
Kiat yang kedua adalah CONFIDENT,
percaya akan kemampuan diri sendiri untuk menjadi dan menghasilkan yang
terbaik. Ketiga, YOUR BODY IS YOUR FACILITY, bersungguh-sungguh
memanfaatkan potensi yang ada dalam diri sendiri, serta yakin bahwa diri kita
memiliki potensi yang sangat luar biasa. Menurutnya juga, Guru harus bisa
menjadi guru yang dewasa, yaitu guru yang mampu memanfaatkan potensinya untuk
membantu anak-anak didik agar berprestasi, kreatif, sukses dan berguna bagi
nusa, bangsa dan agama. Selanjutnya kiat yang keempat adalah UNIQUE,
menciptakan sesuatu yang unik sehingga memberikan sesuatu yang baru bagi orang
lain. Adapun kiat yang kelima adalah CREATIVE, belajar dan berusaha
menjadi seorang guru yang kreatif dan menciptakan karya-karya baru, berupa tulisan,
puisi, musik, lagu, permainan, metode belajar dan lain-lain. Tentunya guru tetap berupaya mencari ruang
agar bisa masuk pada seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran, sehingga materi
pelajaran yang disajikan sampai kepada peserta didik.(hn)