Oleh : Hidayati
Mahasiswa pada era reformasi sekarang ini
dihadapkan dengan berbagai tantangan dan permasalahan global. Fungsi yang diemban oleh
mahasiswa tidaklah ringan. Itu artinya, mahasiswa seharusnya memiliki pergaulan dan
wawasan yang luas dalam menyikapi segala persoalan. Baik permasalahan bangsa atau
persoalan-persoalan di daerah sekitar kampus. Mahasiswa
diharapkan mampu menemukan dan menganalisa setiap fenomena yang tengah
berkembang dan mampu memberikan solusi yang tepat dan bermanfaat.
Namun kenyataan saat ini kebanyakan mahasiswa cendrung
apatis terhadap permasalahan yang terjadi. Mahasiswa sibuk
dengan dirinya sendiri, sibuk dengan tugas-tugas kuliah, sibuk dengan belajar
secara teoritis . Mahasiswa berlomba-lomba untuk menghafal tanpa
memahami ilmu yang dipelajarinya, yang penting dapat menjawab ujian,
dapat nilai
akademik yang bagus, IPK tinggi, cepat tamat dan cepat dapat pekerjaan. Tidak lagi
ada ruang waktu untuk mengekspresikan kemampuan, minat, bakat dan tidak ada
ruang untuk mengembangkan potensinya serta mengimplementasikan ilmunya.
Tak sedikit
kita temukan mahasiswa yang memiliki IPK tinggi, namun ketika dihadapkan dengan
suatu persoalan mereka kesulitan untuk menyelesaikannya. Begitu juga mahasiswa
yang hanya terpaku dengan teori dan hapalan, kadang kewalahan untuk mentransformasikan
ilmunya kepada orang lain. Padahal mahasiswa sangat diharapkan ilmunya untuk meningkatkan
derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika
masyarakat. Apa jadinya ketika mahasiswa hanya fokus dengan akademik??? sehingga
tidak ada ruang waktu untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pembelajar
kehidupan yang sejati??
Secara
akademik mahasiswa yang hanya fokus kuliah dan berhasil meraih indeks prestasi
yang tinggi dapat dikatakan mahasiswa pintar. Akan tetapi mereka belum tentu cerdas.
Cerdas
itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
kehidupan. Cerdas bukan berarti hafal seluruh mata pelajaran, tapi kemudian
terbengong-bengong saat harus menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Cerdas
bermakna kreatif dan inovatif. Cerdas berarti siap mengimplementasikan ilmunya.
Hari ini
masyarakat tidak hanya butuh mahasiswa pintar, tapi juga cerdas. Maka kita
mesti mempersiapkan diri untuk menjadi generasi pintar sekaligus cerdas. Selain
fokus di bidang akademik mahasiswa juga harus memiliki kemampuan-kemampuan lain seperti : kemampuan
berkomunikasi, kemampuan bersosialisasi, memiliki
jaringan yang luas, mempunyai mentalitas tinggi. Itu semua
tidak didapatkan di ruang kuliah saja, tetapi harus aktif diluar dan mengikuti
ekstrakurikuler sesuai minat dan bakatnya sehingga di masyarakat
bisa mengimplementasikan ilmunya.
Jika kita mau membuka mata dan memperhatikan lingkungan sekitar,
sangat banyak ruang dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan kecerdasan
tersebut. Di dalam kampus ataupun luar kampus banyak wadah yang bisa dimanfaatkan
untuk melatih diri kita. Bisa dengan bergabung di UKM Kampus, aktif di
organisasi internal baik dalam tataran HMJ, Senat dan Dewan Mahasiswa, atau organisasi
eksternal kampus. Selain itu kita juga bisa bertukar pikiran melalui seminar,
talk show, forum kerohanian, atau forum diskusi yang ada di lingkungan kampus.
Bahkan kita bisa melakukan diskusi non
formal dengan teman-teman di tempat kost atau teman lokal. Melalui kegiatan-kegiatan
itulah kita bisa memukan potensi yang ada dalam diri kita. Jangan pernah puas
dengan apa yang kita dapatkan sekarang. Selalu menjadi orang yang haus akan
ilmu pengetahuan dan berusaha mentransformasikannya kepada orang-orang disekitar
kita. Dan ingat, “ khairunnaasi ahsanuhum khuluqan
wa anfa’uhum linnaasi” Sebaik- baik manusia adalah
manusia yang baik akhlaknya dan yang bermanfaat bagi manusia yang lain.
^_^
( Padang, 31 Mei 2012)
0 comments:
Posting Komentar