This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 13 Maret 2019

Pengurus BEM STIQ Ar-Rahman Masa Khidmat 2018-2019 Resmi Dilantik Oleh KH. Bachtiar Nasir


Pelantikan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIQ Ar-Rahman digelar pada Ahad (9/12/2018) lalu. Acara ini bertempat di aula gedung STIQ Ar-Rahman dengan dekorasi ruangan yang indah hasil kreativitas Mahasiswa. Sejumlah tamu undangan turut hadir pada acara pelantikan tersebut, diantaranya: KH.Bachtiar Nasir, LC, MM selaku Pendiri dan Pembina STIQ Ar-Rahman, Bunda Marliyana selaku Inisiator pendiri STIQ Ar-Rahman, Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam AQL Islamic Center, Ketua Departemen Pendidikan dan Kebudayaan AQL Islamic Center, Ketua STIQ Ar-Rahman, Kaprodi Iilmu Al-Qur’an dan Hadits, Waket III, para dosen dan Mahasiswa STIQ Ar-Rahman.
Acara pelantikan tersebut dibuka dengan lantunan Ayat Suci Al-Qur’an, dilanjutan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Fajar di Ufuk Indonesia. Kemudian laporan ketua panitia acara oleh Ustadz Muhammad Yasin, dan disusul dengan sambutan-sambutan, yaitu sambutan oleh Ustadz Iswahyudi Mukhlis, Lc selaku Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam, Dr. Edi Sutarto, M.Pd sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Kebudayaan AQL Islamic Center, dan terakhir oleh Ketua STIQ Ar-Rahman, Haris Renaldi, M.Pd.
Dalam sambutannya, Ustadz Haris berpesan agar dalam kepengurusan BEM nanti ada tiga hal yang harus dibangun dengan kokoh, yaitu: keikhlasan, kebersamaan dan pengorbanan. Jika tiga poin ini dimiliki oleh seluruh pengurus BEM STIQ Ar-Rahman, Insyaallah BEM akan memberikan manfaat yang besar untuk mahasiwa, kampus dan seluruh umat Islam.
Melalui pembacaan Ikrar jabatan yang dipandu oleh KH. Bachtiar Nasir, Lc, MM, BEM STIQ Ar-Rahman masa khidmat 2018-2019 telah resmi dikomandoi oleh Awaluddin sebagai Ketua, merupakan mahasiwa semester tiga Prodi Ilmu-Ilmu Hadis (IIH). Didampingi oleh Rininta Diang Kirana sebagai Wakil ketua, berasal dari mahasiswa semester tiga Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT). Keduanya bekerja sama dengan 36 mahasiswa semester satu dan tiga dari Program Studi IQT dan IIH dalam mewujudkan visi dan misi BEM STIQ Ar-Rahman.
Setelah pengurus BEM resmi dilantik, KH. Bachtiar Nasir memberikan pidato sekaligus nasehat untuk seluruh mahasiswa. Ada tiga prinsip penting yang beliau tekankan untuk para pemuda khususnya mahasiswa STIQ Ar-Rahman, yaitu: pertama, full power. Menurut beliau, pemuda-pemuda yang full power akan memulai dengan dentungan terhebat yang dia miliki. Ketika seorang pemuda berani percaya diri dan mampu melahirkan hal-hal besar di tengah keterbatasannya, ia merupakan calon pemimpin yang hebat. Maka, tugas mahasiswa adalah memulai, biarkan Allah yang menyempurnakannya.
Kedua, high speed yaitu berkecepatan yang tinggi. Menurut beliau, ciri pemuda sejatinya adalah berkecepatan tinggi dan tidak ada kata lambat. Karena pemuda yang lambat adalah pemuda yang tua sebelum waktunya. Sedangkan prinsip yang ketiga adalah kreatif dan inovatif. Mahasiswa harus memiliki prinsip yang ketiga ini untuk mengubah wajah tampilan STIQ Ar-Rahman menjadi lingkungan yang indah. Maka dengan full power, high speed, kreatif dan inovatif, mahasiswa bisa menjadikan STIQ Ar-Rahman suatu hari nanti menjadi destinasi rekreasi pendidikan yang penuh dengan inovasi dan kreasi mahasiswa.  
“Tempat boleh di Jonggol, tapi kondisi disini harus 24 jam seperti Makkah Mukarromah. Tempat boleh di Jonggol, tapi tempat ini akan menjadi energi kesucian, kebangkitan sepertti Baitul Maqdis,” tegas beliau dalam pidatonya.  
KH. Bachtiar berharap, dengan kehadiran pemimpin-pemimpin di STIQ Ar-Rahman maka ada kekuatan pergerakan yang hebat di Jonggol ini seperti energi di Baitul Maqdis. Jonggol ini diharapkan menjadi sebuah tempat peribadatan, menuntut ilmu, bahkan kegiatan ekonomi, dan kegiatan-kegiatan pergerakan 24 jam seperti Makkah Al-Mukarromah.
Untuk mencapai itu semua beliau mengajak mahasiswa untuk berfikir out of the box. “Mahasiswa yang mau berfikir diluar kotak harus mau memulai semua yang dianggapnya mustahil dalam benaknya. Start your impossible, because impossible only in your mind, mulailah kemustahilanmu karena kemustahilan hanya ada di pikiranmu”, pesan beliau.
Pidato KH. Bachtiar Nasir tersebut mengakhiri acara pelantikan BEM STIQ Ar-Rahman yang telah berlangsung dengan lancar dan khidmat. Semoga pesan dan nasehat luar biasa yang beliau sampaikan bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa khususnya BEM STIQ Ar-Rahman dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Terakhir, Kami segenap keluarga besar STIQ Ar-Rahman mengucapkan “Selamat dan Sukses untuk Pengurus BEM STIQ Ar-Rahman masa khidmat 2018-2019, semoga senantiasa istiqomah dalam menjalankan amanah.


KULIAH UMUM ILMU KALAM BERSAMA DR. HENRI SHALAHUDDIN, MIRKH


STIQ Ar-Rahman Bogor kedatangan seorang “pendekar pemikiran Islam” Dr. Henri Shalahuddin, MIRKH pada Jum’at (30/11/2018) lalu.  Beliau adalah peneliti senior INSIST, meraih gelar Doktor Universiti Malaya Kuala Lumpur dalam Pemikiran Islam, dengan judul disertasi: “Wacana Kesetaraan Gender dalam Pemikiran Islam di Institusi Pengajian Tinggi Islam di Indonesia.” Lulusan KMI Pesantren Modern Gontor ini juga aktif menulis artikel, makalah dan buku. Beliau menyelesaikan gelar sarjana di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor tahun 1999, dan menyelesaikan gelar magister dalam bidang ushuluddin di Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) tahun 2003.  
Pada kesempatan kali ini, Henri Shalahuddin mengisi Kuliah Umum Ilmu Kalam di hadapan seluruh Mahasiswa. Para Mahasiswa dan Dosen yang hadir menyambut dengan antusias agenda yang dilaksanakan di Aula STIQ Ar-Rahman tersebut. Menurut Henri, pembahasan mengenai Ilmu Kalam dalam Islam sebenarnya bukanlah kajian baru, karena pembahasan itu banyak dijumpai dalam kitab-kitab Akidah, baik klasik maupun kontemporer. Kerena banyaknya penyebutan lain dari Ilmu ini, maka Ilmu Kalam menempati kedudukan yang tinggi dan cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslim. Diantara nama-nama lain dari Ilmu Kalam yaitu: Ilmu Tauhid, Ilmu Aqa’id, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Asma’ wa Shifah, dan Teologi Islam.
Beliau menegaskan bahwa Ilmu Kalam bukanlah disiplin ilmu yang berbahaya dan menyesatkan sebagaimana penilaian sebagian ulama, sehingga harus dihindari dan dijauhi. Akan tetapi, mempelajari Ilmu Kalam ini sangatlah penting untuk menjaga akidah agar tidak mudah diombang ambing oleh peredaran zaman. Perumpamaan pentingnya Ilmu Kalam ini seperti pentingnya obat untuk kesembuhan penyakit hati. Sesuai definisinya, ilmu kalam adalah ilmu yang mengkaji pokok-pokok keimanan dengan dalil-dalil ‘aqli dan menolak para pembuat bid'ah dalam masalah keimanan yang menyimpang dari madzhab salaf dan Ahlussunnah. Selain itu, Ilmu Kalam juga memiliki pengaruh yang besar bagi semua ilmu, seperti: tasawuf, filsafat, maupun fiqih. Ilmu ini membahas masalah pokok-pokok agama dari sisi penjelasan tema-temanya, afirmasi (itsbat), membantah keragu-raguan yang berkenaan dengan pokok-pokok  agama, dan menetapkan kaedah-kaedah untuk cabang permasalahan yg muncul.
Dalam presentasinya, Henri juga memaparkan skema keterkaitan akal dan wahyu karena keduanya digunakan dalam Ilmu Kalam untuk menghindari rusaknya keseimbangan dalam memahami kepercayaan agama. Dalam tradisi intelektual Islam, akal dan wahyu tidak bisa dipisahkan dan dipertentangkan. Akal ibarat mata dan wahyu adalah pelita. Membuang pelita karena merasa punya mata adalah kesombongan. Demikian halnya dengan memejamkan mata karena merasa telah menggenggam pelita adalah sebuah kedunguan. Beliau mengambil sebuah perumpaan dari Imam al-Ghazzāli, bahwa orang yang menafikan akal dan mencukupkan dirinya dengan cahaya al-Quran, ibaratnya seperti orang yang condong kepada cahaya matahari tapi menutup kelopak matanya.
Sebaliknya, orang yang menyandarkan pada akal dan argumentasi spekulatif semata dalam mencari kebenaran, tanpa mengindahkan dalil-dalil al-Qur'an dan hadits ibarat orang yang buta matanya. Mengakibatkan fanatisme pada kebenaran relatif yang diperolehnya, senang berdebat dan memandang golongan lain dengan pandangan kebencian. Oleh karena itu, akal bersama wahyu haruslah sejalan karena keduanya adalah cahaya di atas cahaya.
Di penghujung kuliah umum, beliau mengingatkan kepada mahasiswa bahwa tantangan pemikiran pada zaman modern ini begitu marak dan serius. Untuk itu, mahasiswa diajak untuk selalu memperkuat argumentasi dan pemikirannya yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga nantinya diharapkan lahir puluhan bahkan ratusan pakar dari STIQ Ar-Rahman yang ikhlas berjuang untuk  mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang adil dan beradab, yang selamat dari berbagai paham perusak aqidah dan akhlak umat Islam.

MASTAMA STIQ AR-RAHMAN



Mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Ar-Rahman tahun akademik 2018-2019 mengikuti Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru atau yang dikenal dengan istilah MASTAMA pada Kamis (09/09/18). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIQ Ar-Rahman dibawah naungan Waket III Bidang Kemahasiswaan tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari mulai dari Kamis sampai Sabtu, 6-8 September 2018, bertempat di kampus STIQ Ar-Rahman Perum Asabri Desa Sukasirna Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor.
Ketua STIQ Ar-Rahman, Haris Renaldi, S.Pd, M.Pd mengatakan bahwa tujuan diadakannya MASTAMA ini untuk memperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan kampus sekaligus mempersiapkan mahasiswa dalam proses transisi menjadi mahasiswa yang intelektual, berintegritas, dan Berakhlaqul Karimah.
STIQ mengadakan kegiatan Mastama agar mahasiswa tahu kampus kita ini mengarah kemana, dan paham apa yang harus dilakukan selama menjadi mahasiswa, sehingga tujuan kampus menghasilkan insan akademik yang berintelektual, berintegritas dan Berakhlaqul Karimah dapat terwujudkan”, terangnya saat diwawancarai di ruang dosen.
Lebih lanjut beliau berharap mahasiswa bisa mengikuti kegiatan dengan baik dan disiplin, karena MASTAMA adalah langkah awal mereka mempersiapkan diri menjadi ulama dan pemimpin masa depan. Hal tersebut sesuai dengan tema kegiatan yang diusung pada tahun ini, yaitu “ Menjadi Ulama yang Intelek, Intelektual yang Ulama”.
“Harapan saya kepada mahasiswa-mahasiswi baru, ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, ini merupakan titik awal memulai perjuangan menjadi seorang ulama dan pemimpin untuk bangsa dan umat ini, tentunya ulama yang intelek dan intelektual yang ulama sesuai dengan tema Mastama kita tahun ini”, kata beliau saat menyampaikan amanat dalam upacara penyambutan Mahasiswa baru.  

Ditempat yang berbeda, Waket III bidang Kemahasiswaan sekaligus ketua panitia Mastama, Budi Suhartawan, S.Pd, MA berpesan agar mahasiswa yang berasal dari ujung Timur sampai ujung Barat, bisa menjalin silaturrahim dan solidaritas. Sikap optimis, kreatif dan inovatif sangat diharapkan dari mahasiswa dan mereka mampu mengimplementasikan apa yg mereka dapatkan di STIQ Ar-Rahman ini.
Mastama ini, kata Budi, akan diisi dengan berbagai kegiatan positif yang sarat pengetahuan, wawasan dan motivasi. Pada hari pertama mahasiswa akan disuguhkan materi-materi tentang pengenalan Yayasan Pusat Peradaban Islam (YPPI), Pengenalan Kampus Kaderisasi Ulama dan Pemimpin STIQ Ar-Rahman, Pengenalan Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Ilmu Hadis (IH), dan Pengenalan Program Kaderisasi Ulama dan Pemimpin (PKUP).
Hari kedua, mahasiswa akan mengikuti tes wawancara  untuk menentukan bakat dan minat, dilanjutkan dengan materi Hamalatul Qur’an dan Hadits, serta pengenalan BEM dan UKM STIQ Ar-Rahman. Sedangkan hari terakhir, panitia mengundang Pendiri dan Pembina STIQ Ar-Rahman, KH Bachtiar Nasir, Lc, MM untuk memberikan Kuliah Umum bersama dengan Syeikh Tajuddin Ahmad Sa’id Abbasi, Phd. Semoga dengan kedatangan dua guru besar ini bisa memotivasi dan membakar semangat mahasiswa untuk mentadabburi Al-Qur’an dan Hadits di Kampus STIQ Ar-Rahman.