Senin, 30 Oktober 2017

Isu Terkait Perkembangan Industri Farmasi di Indonesia



1.    Indonesa merupakan salah satu pasar farmasi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, dengan pertumbuhan rata-rata 20,6% per tahun periode 2011-2016. Selain itu, kontribusi sektor farmasi sekitar 27% dari total pangsa pasar farmasi ASEAN. Potensi pasar obat-obatan di lndonesia yang besar mendorong peningkatan investasi di sektor farmasi. Untuk itu, industri farmasi menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk investasi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini terdapat sekitar 239 perusahaan farmasi yang beroperasi di lndonesia. Sebagian besar industri farmasi terdapat di Jawa Barat (39%), Jawa Timur (20%), dan DKl Jakarta (15%). Sumber http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/03/16/pertumbuhan-pasar-farmasi-indonesia-tercepat-di-asia-396400


2.  Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia memperkirakan pasar farmasi nasional hingga akhir tahun ini meningkat 15 persen menjadi Rp 43,7 triliun. Peningkatan disebabkan naiknya permintaan obat resep, obat bebas, serta obat generik. Berdasarkan data Lembaga riset Frost & Sullivan, diproyeksikan pasar farmasi Indonesia tumbuh tertinggi ke empat di kawasan Asia Pasifik periode 2011-2015. Pertumbuhan pasar farmasi Indonesia melampaui Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Australia yang masing-masing tumbuh rata-rata per tahun sebesar tujuh persen, dua persen, tujuh persen, dan dua persen. Namun pertumbuhan pasar farmasi Indonesia masih di bawah pasar farmasi Cina yang tumbuh 21 persen CAGR 2011-2015, India 19 persen, dan Malaysia 11 persen.  Sumber http://www.republika.co.id/amp_version/meywx0



3.   Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mendorong tumbuhnya industri farmasi di Indonesia. Semakin luasnya jangkauan JKN kepada masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang membutuhkan konsumsi obat saat mengakses pelayanan kesehatan. Hal ini turut berkontribusi pada pertumbuhan konsumsi obat dan perkembangan industri farmasi secara keseluruhan. Senada dengan hal itu, pada Maret 2017, jumlah anggota BPJS Kesehatan mencapai 175 juta jiwa atau 66 persen dari total populasi penduduk keseluruhan. Angka ini akan terus bertambah seiring dengan komitmen pemerintah untuk memperluas akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia. Sumber http://www.suara.com/bisnis/2017/03/23/075409/pertumbuhan-industri-farmasi-melejit-berkat-program-jkn



4. International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) menunjukkan sikap optimistis terhadap pertumbuhan industri farmasi di Indonesia. Salah satu faktor pendorong tumbuhnya industri farmasi adalah meluasnya jangkauan kepesertaan dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS Kesehatan, serta didukung komitmen pemerintah menjadikan industri farmasi sebagai salah satu industri prioritas di Indonesia. Salah satunya adalah dengan meluncurkan Roadmap Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Disamping itu, pelaku industri farmasi juga menghadapi berbagai tantangan, antara lain proses penyetujuan obat baru yang masih sangat lama, sertifikasi produk halal, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), obat palsu, dan hak kekayaan intelektual. Untuk menjawab tatangan yang menjadi kendala bagi pelaku industri farmasi tersebut, IPMG memandang perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta. Sumber https://ekbis.sindonews.com/read/1190701/34/peluang-dan-tantangan-industri-farmasi-di-indonesia-2017-1490187954



5.  Fluktuasi harga bahan baku dan nilai tukar rupiah menjadi dua kendala utama yang kami diperhitungkan di dalam menganalisa sektor farmasi domestik. Hal ini karena ketergantungan pada impor bahan baku sekitar 75 persen lebih, akan memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan marjin perusahaan maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sumber http://www.kemenperin.go.id/artikel/1420/Industri-Farmasi-Indonesia-Tumbuh-



6.   Potensi industri kesehatan yang besar di Indonesia belum dimaksimalkan, terlihat dari minimnya pelaku industri yang bergerak di sektor tersebut. Contohnya, pada 2016 lalu jumlah industri farmasi Indonesia ini baru mencapai 214 perusahaan. Seharusnya ada ribuan karena jumlah penduduk Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa. Namun persoalanya tidak hanya terkait jumlah industri kesehatan yang masih sedikit, akan tetapi sebanyak 90% bahan baku farmasi masih impor. Sumber https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3336321/baru-ada-214-industri-farmasi-di-indonesia-kemenkes-harusnya-ribuan



7.  Majalah Pharmafocus memberikan analisis 7 trend Industri Farmasi secara global yang diprediksikan akan terjadi di tahun 2017. Tujuh hal tersebut yaitu: ketidak pastian industri farmasi, peningkatan harga, kolaborasi di sektor digital, merger dan akuisisi lebih besar, R&D vaksin untuk negara berkembang, gerakan menuju sikap yang lebih adil, dan persaingan di ranah immuno-onkologi. Sumber http://farmasetika.com/2017/01/08/7-trend-yang-akan-terjadi-di-industri-farmasi-secara-global-pada-tahun-2017/#7_Persaingan_di_ranah_immuno-onkologi



8.  Indonesia merupakan pangsa pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN mencapai 27% dari total pangsa pasar ASEAN, dimana 73% pangsa pasar farmasi nasional didominasi oleh perusahaan farmasi lokal. Kondisi merupakan hal yang sangat membanggakan dimana hanya satu-satunya di kawasan ASEAN dimana perusahaan lokal mendominasi pangsa pasar. Negara lain seperti Singapura, Malaysia dan Thailand pangsa pasar farmasinya dikuasai oleh Perusahaan Asing/Multi National Company. Sumber http://farmasiindustri.com/industri/top-10-perusahaan-farmasi-indonesia.html



9.  Pertumbuhan industri farmasi pada tahun ini akan ditopang implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Chairman IPMG Jorge Wagner menyampaikan komposisi pasar domestik akan terus menyesuaikan diri dengan implementasi JKN. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun ke depan industri farmasi diprediksi dapat terus tumbuh double digit. Saat ini peserta JKN telah mencapai 175 juta jiwa, atau 67% dari target pemerintah yaitu 290 juta jiwa hingga 2020 mendatang. Sumber http://industri.bisnis.com/read/20170322/257/639465/jkn-kerek-pertumbuhan-industri-farmasi

10. Berdasarkan letak geografis, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pasar farmasi tercepat di dunia. Menurut GM Quintilies IMS Indonesia Wiwy Sasongko, pasar farmasi Indonesia rata-rata tumbuh 20,6% per tahun terhitung sejak 2011-2016 dan kini terdapat sekitar 239 per­usahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia. Selain itu, berdasarkan data realisasi investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam penanaman modal dalam negeri (PMDN), sektor itu didominasi industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi senilai Rp12,9 triliun. Untuk realisasi penanaman modal asing (PMA), industri tersebut termasuk dalam lima besar investasi dengan nilai sebesar US$700 juta. Sumber http://mediaindonesia.com/news/read/96887/industri-farmasi-semakin-sehat/2017-03-17

0 comments:

Posting Komentar