1. Indonesa merupakan salah
satu pasar farmasi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, dengan pertumbuhan
rata-rata 20,6% per tahun periode 2011-2016. Selain itu, kontribusi sektor
farmasi sekitar 27% dari total pangsa pasar farmasi ASEAN. Potensi pasar obat-obatan
di lndonesia yang besar mendorong peningkatan investasi di sektor farmasi.
Untuk itu, industri farmasi menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk
investasi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini terdapat sekitar
239 perusahaan farmasi yang beroperasi di lndonesia. Sebagian besar industri
farmasi terdapat di Jawa Barat (39%), Jawa Timur (20%), dan DKl Jakarta (15%).
Sumber http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/03/16/pertumbuhan-pasar-farmasi-indonesia-tercepat-di-asia-396400
2. Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi
Indonesia memperkirakan pasar farmasi nasional hingga akhir tahun ini meningkat
15 persen menjadi Rp 43,7 triliun. Peningkatan disebabkan naiknya permintaan
obat resep, obat bebas, serta obat generik. Berdasarkan data Lembaga riset
Frost & Sullivan, diproyeksikan pasar farmasi Indonesia tumbuh tertinggi ke
empat di kawasan Asia Pasifik periode 2011-2015. Pertumbuhan pasar farmasi
Indonesia melampaui Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Australia yang
masing-masing tumbuh rata-rata per tahun sebesar tujuh persen, dua persen,
tujuh persen, dan dua persen. Namun pertumbuhan pasar farmasi Indonesia
masih di bawah pasar farmasi Cina yang tumbuh 21 persen CAGR 2011-2015, India
19 persen, dan Malaysia 11 persen. Sumber http://www.republika.co.id/amp_version/meywx0
3. Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) mendorong tumbuhnya industri farmasi di Indonesia. Semakin luasnya
jangkauan JKN kepada masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang membutuhkan
konsumsi obat saat mengakses pelayanan kesehatan. Hal ini turut berkontribusi
pada pertumbuhan konsumsi obat dan perkembangan industri farmasi secara
keseluruhan. Senada dengan hal itu, pada Maret 2017, jumlah anggota BPJS
Kesehatan mencapai 175 juta jiwa atau 66 persen dari total populasi penduduk
keseluruhan. Angka ini akan terus bertambah seiring dengan komitmen pemerintah
untuk memperluas akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia. Sumber http://www.suara.com/bisnis/2017/03/23/075409/pertumbuhan-industri-farmasi-melejit-berkat-program-jkn
4. International
Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) menunjukkan sikap optimistis terhadap
pertumbuhan industri farmasi di Indonesia. Salah satu faktor pendorong
tumbuhnya industri farmasi adalah meluasnya jangkauan kepesertaan dari Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS Kesehatan, serta didukung komitmen
pemerintah menjadikan industri farmasi sebagai salah satu industri prioritas di
Indonesia. Salah satunya adalah dengan meluncurkan Roadmap Industri Farmasi dan
Alat Kesehatan. Disamping itu, pelaku industri farmasi juga menghadapi berbagai
tantangan, antara lain proses penyetujuan obat baru yang masih sangat lama,
sertifikasi produk halal, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), obat palsu,
dan hak kekayaan intelektual. Untuk menjawab tatangan yang menjadi kendala bagi
pelaku industri farmasi tersebut, IPMG memandang perlu adanya kolaborasi antara
pemerintah dan pihak swasta. Sumber https://ekbis.sindonews.com/read/1190701/34/peluang-dan-tantangan-industri-farmasi-di-indonesia-2017-1490187954
5. Fluktuasi harga
bahan baku dan nilai tukar rupiah menjadi dua kendala utama yang kami diperhitungkan
di dalam menganalisa sektor farmasi domestik. Hal ini karena ketergantungan
pada impor bahan baku sekitar 75 persen lebih, akan memberikan dampak yang
signifikan pada pertumbuhan marjin perusahaan maupun kinerja industri secara
keseluruhan. Sumber http://www.kemenperin.go.id/artikel/1420/Industri-Farmasi-Indonesia-Tumbuh-
6. Potensi industri
kesehatan yang besar di Indonesia belum dimaksimalkan, terlihat dari minimnya
pelaku industri yang bergerak di sektor tersebut. Contohnya, pada 2016 lalu
jumlah industri farmasi Indonesia ini baru mencapai 214 perusahaan. Seharusnya
ada ribuan karena jumlah penduduk Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa.
Namun persoalanya tidak hanya terkait jumlah industri kesehatan yang masih
sedikit, akan tetapi sebanyak 90% bahan baku farmasi masih impor. Sumber https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3336321/baru-ada-214-industri-farmasi-di-indonesia-kemenkes-harusnya-ribuan
7. Majalah Pharmafocus
memberikan analisis 7 trend Industri Farmasi secara global yang diprediksikan
akan terjadi di tahun 2017. Tujuh hal tersebut yaitu: ketidak pastian industri
farmasi, peningkatan harga, kolaborasi di sektor digital, merger dan akuisisi
lebih besar, R&D vaksin untuk negara berkembang, gerakan menuju sikap yang
lebih adil, dan persaingan di ranah immuno-onkologi. Sumber http://farmasetika.com/2017/01/08/7-trend-yang-akan-terjadi-di-industri-farmasi-secara-global-pada-tahun-2017/#7_Persaingan_di_ranah_immuno-onkologi
8. Indonesia merupakan pangsa
pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN mencapai 27% dari total pangsa pasar ASEAN,
dimana 73% pangsa pasar farmasi nasional didominasi oleh perusahaan farmasi lokal. Kondisi merupakan hal yang sangat
membanggakan dimana hanya satu-satunya di kawasan ASEAN dimana perusahaan lokal
mendominasi pangsa pasar. Negara lain seperti Singapura, Malaysia dan Thailand
pangsa pasar farmasinya dikuasai oleh Perusahaan Asing/Multi National Company.
Sumber http://farmasiindustri.com/industri/top-10-perusahaan-farmasi-indonesia.html
9. Pertumbuhan industri
farmasi pada tahun ini akan ditopang implementasi program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Chairman IPMG Jorge Wagner menyampaikan komposisi pasar
domestik akan terus menyesuaikan diri dengan implementasi JKN. Oleh karena itu,
dalam beberapa tahun ke depan industri farmasi diprediksi dapat terus tumbuh
double digit. Saat ini peserta JKN telah mencapai 175 juta jiwa, atau 67% dari
target pemerintah yaitu 290 juta jiwa hingga 2020 mendatang. Sumber http://industri.bisnis.com/read/20170322/257/639465/jkn-kerek-pertumbuhan-industri-farmasi
10. Berdasarkan letak geografis, Indonesia merupakan salah
satu negara dengan pertumbuhan pasar farmasi tercepat di dunia. Menurut GM
Quintilies IMS Indonesia Wiwy Sasongko, pasar farmasi Indonesia rata-rata
tumbuh 20,6% per tahun terhitung sejak 2011-2016 dan kini terdapat sekitar 239
perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia. Selain itu, berdasarkan data
realisasi investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam
penanaman modal dalam negeri (PMDN), sektor itu didominasi industri kimia
dasar, barang kimia, dan farmasi senilai Rp12,9 triliun. Untuk realisasi
penanaman modal asing (PMA), industri tersebut termasuk dalam lima besar
investasi dengan nilai sebesar US$700 juta. Sumber http://mediaindonesia.com/news/read/96887/industri-farmasi-semakin-sehat/2017-03-17
0 comments:
Posting Komentar