Senin, 30 Oktober 2017

Isu Terkait Listrik 35.000 MW

    
1.      Tercatat hingga bulan April 2017, ada 37 pembangkit listrik dari program 35.000 MW yang telah beroperasi dengan total kapasitas sebesar 743 MW, mayoritas berbahan bakar energi bersih. Sedangkan yang dalam tahap konstruksi sebesar 13.816 MW. Selain itu, sebesar 8.210 MW pembangkit listrik telah tanda tangan kontrak. Sementara, 5.845 MW dalam proses pengadaan dan 7.212 MW lainnya dalam tahap perencanaan. Dari 743 MW pembangkit listrik yang telah beroperasi tersebut, di antaranya berlokasi di pulau terluar dan daerah perbatasan, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur hingga Papua menggunakan pembangkit listrik dengan bahan bakar solar (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel/PLTD). PLTD dipilih karena dapat dibangun dengan cepat guna mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Sumber https://finance.detik.com/energi/3493818/37-pembangkit-listrik-di-program-35000-mw-telah-beroperasi 
 
2.      Berdasarkan catatan detikFinance, pada Oktober 2016 lalu proyek pembangkit yang sudah masuk tahap konstruksi masih 8.716 MW. Artinya dalam waktu kurang dari 6 bulan ada hampir 2.000 MW pembangkit lagi yang sudah mulai dibangun. Lalu pembangkit yang sudah COD alias beroperasi secara komersial pada Oktober 2016 sebanyak 232 MW, per 10 Maret 2017 bertambah menjadi 639 MW. Sumber : https://finance.detik.com/energi/3461295/ini-perkembangan-terbaru-proyek-listrik-35000-mw

3.      Proyek PLTU Jawa 5 yang berkapasitas 2 x 1.000 MW ditunda, karena pertumbuhan kebutuhan listrik di Jawa ternyata tak sebesar perhitungan di program 35.000 MW. Kalau PLTU Jawa 5 dipaksakan dibangun sesuai jadwal, surplus listrik di Jawa jadi terlalu besar, PLN bisa terkena denda take or pay dari Independent Power Producer (IPP) karena banyak listrik tak terserap.  Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026, PLTU Jawa 5 memang belum direvisi, masih dijadwalkan beroperasi secara komersial (COD) pada 2019. Revisi kemungkinan baru dilakukan 2018 nanti. Sumber https://finance.detik.com/energi/3470108/proyek-pembangkit-listrik-terbesar-di-program-35000-mw-ditunda

4.      PT. PLN (Persero) telah memulai proyek pembangunan pembangkit listrik sebesar 35.000 MW Ssjak tahun 2015, untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Selang satu tahun lebih dengan 650.000 pekerjanya dan 26+ jam kerja, PT PLN telah membuat progress yang positif yang membuat program ini semakin dekat untuk terwujud 35.000 MW untuk Indonesia. Per Januari 2017, jaringan tranmisi telah mencapai 21.368 kms dengan gardu induk mencapai 39.365 MVA. Sumber : http://news.liputan6.com/read/2842147/progress-pembangunan-pembangkit-listrik-35000-mw-untuk-indonesia

5.      Ikhtiar Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mewujudkan proyek kelistrikan 35.000 MW (mega watt) mulai terlihat. Sepanjang tahun 2016 lalu, PT PLN (Persero) menyatakan berhasil mengoperasikan delapan pembangkit listrik tenaga gas/mobile plant (PLTG/MPP) dengan kapasitas 500 MW yang menjadi bagian dari program 35.000 MW. Adapun Berikut delapan pembangkit yang sudah beroperasi: MPP Jeranjang, Lombok (2x25 MW) mulai operasi sejak 27 Juli 2016  MPP Air Anyir, Bangka (2x25 MW) beroperasi per 13 September 2016  MPP Tarahan, Lampung (4x25 MW) operasi pada 29 September 2016 MPP Nias (1x25 MW) mulai operasi pada 31 Oktober 2016 MPP Pontianak (4x25 MW) beroperasi per 8 November 2016 MPP Balai Pungut, Riau (3x25 MW) operasi pada 13 Nopember 2016  MPP Suge, Belitung (1x25 MW) operasi sejak 22 Nopember 2016.  Paya Pasir Medan 3x25 MW yang baru masuk ke sistem kelistrikan Medan unit 1 pada 9 Desember 2016, unit 2 pada 13 Desember 2016, dan terakhir unit 3 pada 16 Desember 2016. Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/1162356/34/8-pembangkit-listrik-proyek-35000-mw-resmi-beroperasi-1481535255

6.      Melihat cerahnya prospek kelistrikan, membuat perbankan berlomba-lomba memberikan fasilitas pembiayaan untuk PLN yang memiliki porsi cukup besar dalam percepatan proyek kelistrikan 35.000 MW. Satu bulan program ini mencuat ke permukaan, perbankan dan lembaga keuangan yang diantaranya bank pelat merah dan swasta beramai-ramai memberikan fasilitas pinjaman sindikasi. Melihat ketertarikan dan keseriusan perbankan maupun lembaga keuangan yang memutuskan untuk memberikan investasi ke PLN, pemerintah pun semakin serius mendorong peningkatan infrastruktur kelistrikan di Tanah Air. Berdasarkan capaiannya, hingga 10 Maret 2017 yang telah memasuki tahap konstruksi yang dikerjakan PLN dan IPP adalah sebesar 10.432 MW. Sementara yang sudah commercial operation date (COD) atau beroperasi secara komersil adalah sebesar 639 MW. Jika dilihat berdasarkan pembagiannya, PLN telah memasuki tahap konstruksi sebesar 3.969 MW dan IPP sebesar 6.463 MW. Sementara yang sudah commercial operation date (COD) atau beroperasi secara komersil untuk PLN sebesar 600 MW, dan IPP sebesar 39 MW. Sumber http://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/18/213000326/mampukah.pln.menuntaskan.mega.proyek.pembangkit.35.000.megawatt.

7.      Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa meminta pemerintah menggeser target proyek pembangkit 35.000 MW ke 2022 dari sebelumnya diproyeksi pada 2019 nanti. Pemerintah seharusnya bisa melakukan penghitungan ulang kebutuhan listrik lantaran program 35.000 MW dengan asumsi pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen pada 2019 mendatang. Akan tetapi, Pemerintah tetap menargetkan proyek pembangunan pembangkit listrik mencapai 35.000 MW hingga tahun 2019 yang akan masuk dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Dalam perhitungan, baik oleh PLN maupun pihak Kementerian ESDM kemungkinan hanya bisa dicapai kurang lebih 20.000-22.000 MW pada 2019. Tetapi, Presiden tetap menetapkan proyek listrik tetap ditargetkan 35.000 MW. Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170109080435-85-184885/proyek-35000-mw-diprediksi-rampung-lima-tahun-mendatang/

8.      Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kemajuan mega proyek 35.000 megawatt mencapai 743 MW. Realisasi itu merupakan pembangkit listrik yang telah beroperasi hingga April 2017. Tercatat hingga pembangkit listrik yang telah beroperasi sebesar 743 MW dan mayoritas dapat menggunakan energi bersih. 743 MW itu terdiri dari 37 proyek dan tersebar mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Sebanyak 30 proyek pembangkit dapat menggunakan energi bersih, mulai dari gas bumi, surya, air hingga biogas. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dapat juga menggunakan diesel, hanya 7 proyek saja yang benar-benar menggunakan diesel. Sumber http://www.beritasatu.com/ekonomi/429330-esdm-realisasi-proyek-listrik-35000-mw-sebesar-743-mw.html
 
9.      Dalam rangka mendukung proyek listrik 35.000 Megawatt (MW), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) KRH unit 1 sebesar 30 MW dan Ulubelu unit 4 sebesar 55 MW commercial operating date (COD) pada semester pertama 2017. Dari dua proyek tersebut, kapasitas terpasang PGE akan menjadi sebesar 617 MW. Proyek akan mendapat alokasi anggaran biaya investasi (ABI) perusahaan sebesar 398,9 juta dollar Amerika Serikat (AS) yang terdiri dari 294,9 juta dollar AS untuk pengembangan bisnis dan sisanya 104 juta dollar AS untuk pengembangan non bisnis. Agar dapat maksimal mendukung proyek listrik 35,000 MW, PGE akan terus mempercepat penyelesaian proyek, untuk dapat berkontribusi bagi kelistrikan nasional. http://ekonomi.kompas.com/read/2017/03/30/140000326/dukung.megaproyek.35.000.mw.pge.tuntaskan.pembangunan.2.unit.pltp

10.  Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan, 34 proyek pembangunan pembangkit listrik yang mangkrak bukan bagian dari program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW). Menurut Rini, 34 proyek pembangunan pembangkit listrik yang mangkrak tersebut adalah program yang seharusnya selesai pada tahun 2009, yang memiliki total daya sebesar 800 MW. Ditegaskan bahwa program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW tetap berjalan sebagaimana mestinya, meskipun pada perjalanannya masih terkendala beberapa hambatan. Sumber http://ekonomi.kompas.com/read/2016/11/03/190111126/rini.soemarno.35.proyek.yang.mangkrak.bukan.bagian.dari.proyek.listrik.35.000.mw

11.  Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan adanya potensi kesia-siaan program pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt. Hal ini menyusul asupan listrik yang dihasilkan proyek tersebut akan jauh melebihi permintaan listrik yang ada saat ini. Menurut Darmin, berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) permintaan listrik tidak setinggi yang diasumsikan saat pencanangan program 35.000 MW. Selain itu, realisasi pertumbuhan ekonomi juga tidak sesuai dengan asumsi yang diharapkan untuk menopang program pembangkit listrik 35.000 MW. Alhasil, tidak akan terhindarkan akan ada upaya adjustment karena kalau tidak PLN akan memikul beban besar, yaitu kewajiban PLN membayar listrik dari proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW. Sumber http://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/16/133146026/listrik-dari-program-35000-mw-terancam-sia-sia.

 

0 comments:

Posting Komentar