Senin, 30 Oktober 2017

Dibalik Namamu Tersimpan Harapan yang Besar



Pagi itu aku berniat untuk kontrol kandungan yang sudah memasuki HPL. Hari itu adalah hari Sabtu, kebetulan suamiku libur sekolah. Jadi kita berangkat berdua ke sebuah klinik tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami. Tak lama setelah mengambil nomor antrian, nama ku dipanggil dan diperiksa oleh bidan. Saat itu tidak ada kendala sedikitpun yang dirasakan. Tapi bidan klinik menyarankan suami agar membawaku ke rumah sakit BK untuk USG. Tanpa berpikir panjang kami pun langsung berangkat menuju rumah sakit tersebut, jaraknya sekitar 15 menit dari klinik tempat aku periksa. Sesampai di Rumah sakit, suami langsung mendaftarkan namaku yang saat itu aku tercatat sebagai pasien BPJS. Akan tetapi saat itu kertas rujukan yang diberikan oleh bidan dari klinik tidak diterima di rumah sakit tersebut, dengan dalih tanda tangan yang salah tempat. Akhirnya dengan penuh kesabaran, kami kembali lagi ke klinik untuk memperbaiki kertas rujukan. Tidak membutuhkan waktu yang bergitu lama, surat rujukan pun sudah kembali ke tangan. Kami pun langsung berbalik arah menuju rumah sakit, berharap segala urusan kita dipermudah. Alhamdulillah akhirnya aku bisa juga mendapat nomor antrian untuk USG, meskipun tadinya sempat ada sedikit kendala.
20 menit kemudian giliran namaku yang dipanggil. Di ruangan periksa sudah ada seorang dokter dan perawat yang menunggu. Aku langsung di USG oleh dokter, dan diminta untuk periksa detak jantung bayi di lantai 2.  Hasil USG dan periksa detak jantung Alhamdulillah normal-normal saja. Sebelum meninggalkan ruangan, perawat tiba-tiba ingin memeriksa apakah pintu lahir sudah terbuka atau belum. Ternyata, pada saat itu sudah bukaan 3.  Padahal tidak merasakan apa-apa, tiba-tiba sudah bukaan 3 saja. Dokter menyarankan untuk langsung nginap di rumah sakit. Aku dan suami bingung karena tidak ada persiapan sama-sekali, karena niat awal hanya USG di rumah sakit. Lalu, kita pun minta izin pulang untuk menjemput persiapan lahiran.
Setelah shalat zuhur dan rapi-rapi, kita berangkat ke rumah sakit dan langsung dibawa ke ruangan UGD. Disana aku merasakan ada yang mengalir deras, sepertinya ketubanku sudah pecah. Akupun memakai pempers dewasa yang sudah dipersiapkan dari rumah. Setelah satu jam di ruang UGD, aku dipindahkan ke ruangan persiapan bersalin. Ruangannya cukup besar dan nyaman. Dari waktu ke waktu aku merasakan sakit yang kian bertambah. Menjelang magrib, sudah bukaan lima. Semakin malam semakin bertambah bukaan dan semakin dahsyat sakit yang ku rasakan. Aku tidak bisa berkata apa-apa, hanya istighfar dan zikir yang bisa terucap. Saat pembukaan 8, semua bidan sudah bersiap-siap untuk menolong persalinanku. Disampingku, ada suamiku yang selalu setia mendampingi, memberikan semangat dan do’a untukku agar aku bisa kuat menjalani proses yang sangat berat ini. Ya Allah, ternyata seperti ini sakit yang dirasakan oleh ibuku dan ibu-ibu yang ada di dunia ini saat melahirkan anak-anaknya. Seperti ini perjuangan mereka melawan rasa sakit demi melihat tangis anak-anak yang dinantikan. Maafkan hamba jika selama ini hamba banyak salah dan dosa kepada ibu hamba. Sekarang hamba mengalami perjuangan ini.. kuatkan hamba ya Allah, selamatkan hamba dan anak yang hamba nanti..

Dalam perjuanganku melewati rasa sakit yang begitu dahsyat, makhluk kecil yang ada di rahimku juga berusaha keras untuk keluar untuk melihat dunia barunya. Dua kekuatan yang bersinergi, mempermudah makhluk kecil itu untuk keluar. Tangisnya langsung pecah, sontak semua orang yang ada diruangan dan diluar ruangan sangat bahagia dan tak henti-hentinya mengucap rasa syukur. Suamiku tersenyum, dan terlihat wajah bahagianya yang begitu besar. Saat itu juga, rasa sakit yang ku rasakan hilang seketika dengan kehadiran putri kecilku yang cantik dan imut. Kita memberinya nama “CUT ARRIZQIYA NOERIZZA MEKHIAO”.



Nak, nama ini sudah kami persiapkan untukmu saat engkau masih berada di dalam rahim bunda. Banyak do’a dan harapan yang kami sisipkan pada namamu ini. Karena engkau adalah putri keturanan tanah rencong, maka di depan namamu kami beri gelar “CUT”, menggambarkan seorang wanita yang lemah-lembut, mengagumkan, dapat membina rumah tangga dengan baik, serta berkepribadian tegas. Konon kabarnya, Kakek dari ayah mu dulu adalah Raja Thaib yang sangat baik dan disegani masyarakat, dan nenekmu yang bernama Cut Ainun adalah seorang perempuan yang baik dan lembut. Sayang kita tidak pernah bertemu mereka, karena mereka sudah dipanggil Allah SWT saat ayahmu masih kecil. Namun sebagai generasi yang sholeh/sholehah, kita jangan pernah lupa untuk mendo’akan mereka dan mengirimkan al-fatihah setiap selesai sholat lima waktu, sebagai tanda bakti kita kepada mereka. 

AR-RIZQI-YA, penggalan huruf AR merupakan nama depan Ayahmu “Arbi” dan YA adalah nama depan bundamu “YAti”. Sedangkan Rizqi sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti anugerah, karunia atau pemberian dari Allah SWT kepada makhlukNya. Salah satu karunia yang sangat besar dari Allah adalah kamu nak, yang juga merupakan penyebab diberikannya rezeki untuk keluarga kita. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur’an bahwa anak adalah salah satu penyebab ditambahkannya rezeki seorang hamba “Kamilah yang menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu” (Q.S. Al-isra’ : 31). ARRIZQIYA adalah rasa syukur dan terima kasih kami atas RIZQI dan Anugrah yang diberikan Allah swt, serta do’a kami agar keluarga kita selalu dilimpahkan Rizki yang berlimpah dan penuh berkah.

NOERIZZA diambil dari bahasa arab (nur ‘izzah) yang berarti cahaya kemuliaan. Merupakan do’a dan harapan kami, agar kamu menjadi wanita sholehah, memiliki akhlak yang mulia, dan pengetahuan yang luas. Sebab dengan keimanan, kemuliaan akhlak, dan pengetahuan, kelak kau akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah. “yarfa’illaahulladziina aamanuu minkum wa uutul’ilma darajaatin (al-mujadalah). Selain itu, Noerizza juga merupakan gabungan dari nama nenek dan kakekmu, yaitu Nur dan Rizal.

Sedangkan MEKHIAO, nama yang terdengar asing,  namun menyimpan makna, do’a dan harapan yang besar. Mekhiao merupakan nama sebuah desa di daerah Aceh, tepatnya di pulau Simeulue, desa dimana ayahmu dilahirkan dan dibesarkan. Di desa ini terdapat sungai yang sangat bersih dan jernih, orang-orang mengenalnya dengan sungai Mekhiao. Tentu saja sungai yang jernih ini memberikan banyak manfaat untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat sekitar. Jika diibaratkan dalam tubuh manusia maka ia seperti darah yang mengalir keseluruh tubuh, untuk menghantarkan energi dan oksigen keseluruh tubuh manusia. Nah, kami sematkan nama ini kepadamu dengan harapan kamu bisa memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitarmu, dan mewarnai lingkungan dengan energi-energi positifmu.

Itulah makna dibalik namamu nak, kita sama-sama saling membantu mewujudkan do’a dan harapan yang mulia ini ya. Semoga Allah memperkenankan do’a kita. Aamiin. 





 

0 comments:

Posting Komentar