
Acara
pelantikan tersebut dibuka dengan lantunan Ayat Suci Al-Qur’an, dilanjutan
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Fajar di Ufuk Indonesia. Kemudian laporan
ketua panitia acara oleh Ustadz Muhammad Yasin, dan disusul dengan
sambutan-sambutan, yaitu sambutan oleh Ustadz Iswahyudi Mukhlis, Lc selaku Ketua
Yayasan Pusat Peradaban Islam, Dr. Edi Sutarto, M.Pd sebagai Ketua Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan AQL Islamic Center, dan terakhir oleh Ketua STIQ Ar-Rahman,
Haris Renaldi, M.Pd.
Dalam
sambutannya, Ustadz Haris berpesan agar dalam kepengurusan BEM nanti ada tiga
hal yang harus dibangun dengan kokoh, yaitu: keikhlasan, kebersamaan dan
pengorbanan. Jika tiga poin ini dimiliki oleh seluruh pengurus BEM STIQ Ar-Rahman,
Insyaallah BEM akan memberikan manfaat yang besar untuk mahasiwa, kampus dan
seluruh umat Islam.
Melalui
pembacaan Ikrar jabatan yang dipandu oleh KH. Bachtiar Nasir, Lc, MM, BEM STIQ
Ar-Rahman masa khidmat 2018-2019 telah resmi dikomandoi oleh Awaluddin sebagai
Ketua, merupakan mahasiwa semester tiga Prodi Ilmu-Ilmu Hadis (IIH). Didampingi
oleh Rininta Diang Kirana sebagai Wakil ketua, berasal dari mahasiswa semester
tiga Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT). Keduanya bekerja sama
dengan 36 mahasiswa semester satu dan tiga dari Program Studi IQT dan IIH dalam
mewujudkan visi dan misi BEM STIQ Ar-Rahman.
Setelah
pengurus BEM resmi dilantik, KH. Bachtiar Nasir memberikan pidato sekaligus
nasehat untuk seluruh mahasiswa. Ada tiga prinsip penting yang beliau tekankan
untuk para pemuda khususnya mahasiswa STIQ Ar-Rahman, yaitu: pertama, full
power. Menurut beliau, pemuda-pemuda yang full power akan memulai
dengan dentungan terhebat yang dia miliki. Ketika seorang pemuda berani percaya
diri dan mampu melahirkan hal-hal besar di tengah keterbatasannya, ia merupakan
calon pemimpin yang hebat. Maka, tugas mahasiswa adalah memulai, biarkan Allah
yang menyempurnakannya.
Kedua,
high speed yaitu berkecepatan yang tinggi. Menurut
beliau, ciri pemuda sejatinya adalah berkecepatan tinggi dan tidak ada kata
lambat. Karena pemuda yang lambat adalah pemuda yang tua sebelum waktunya. Sedangkan
prinsip yang ketiga adalah kreatif dan inovatif. Mahasiswa harus
memiliki prinsip yang ketiga ini untuk mengubah wajah tampilan STIQ Ar-Rahman
menjadi lingkungan yang indah. Maka dengan full power, high speed,
kreatif dan inovatif, mahasiswa bisa menjadikan STIQ Ar-Rahman suatu hari nanti
menjadi destinasi rekreasi pendidikan yang penuh dengan inovasi dan kreasi
mahasiswa.
“Tempat
boleh di Jonggol, tapi kondisi disini harus 24 jam seperti Makkah Mukarromah.
Tempat boleh di Jonggol, tapi tempat ini akan menjadi energi kesucian,
kebangkitan sepertti Baitul Maqdis,” tegas beliau dalam pidatonya.
KH.
Bachtiar berharap, dengan kehadiran pemimpin-pemimpin di STIQ Ar-Rahman maka
ada kekuatan pergerakan yang hebat di Jonggol ini seperti energi di Baitul
Maqdis. Jonggol ini diharapkan menjadi sebuah tempat peribadatan, menuntut ilmu,
bahkan kegiatan ekonomi, dan kegiatan-kegiatan pergerakan 24 jam seperti Makkah
Al-Mukarromah.
Untuk
mencapai itu semua beliau mengajak mahasiswa untuk berfikir out of the box.
“Mahasiswa yang mau berfikir diluar kotak harus mau memulai semua yang
dianggapnya mustahil dalam benaknya. Start your impossible, because
impossible only in your mind, mulailah kemustahilanmu karena kemustahilan
hanya ada di pikiranmu”, pesan beliau.
Pidato
KH. Bachtiar Nasir tersebut mengakhiri acara pelantikan BEM STIQ Ar-Rahman yang
telah berlangsung dengan lancar dan khidmat. Semoga pesan dan nasehat luar
biasa yang beliau sampaikan bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa khususnya BEM
STIQ Ar-Rahman dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Terakhir, Kami
segenap keluarga besar STIQ Ar-Rahman mengucapkan “Selamat dan Sukses untuk
Pengurus BEM STIQ Ar-Rahman masa khidmat 2018-2019, semoga senantiasa istiqomah
dalam menjalankan amanah.
0 comments:
Posting Komentar