This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 23 November 2022

Hidayah Qur'anic Center: Pusat Belajar Al-Qur'an dan Bahasa. 

Menebar Manfaat Meraih Keberkahan

Rabu, 21 Oktober 2020

 


PEMBEKALAN DAN PELEPASAN MAHASISWA KKN STIQ AR-RAHMAN BOGOR

Jum'at, 04 Desember 2020

STIQ News— Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Ar-Rahman Bogor menggelar acara Pembekalan sekaligus Pelepasan Mahasiswa angkatan pertama untuk menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), pada Senin (30/11/2020). Kegiatan ini dilaksanakan di AQL Islamic Center, Jakarta Selatan,  yang dihadiri oleh KH. Bachtiar Nasir, Lc, MM selaku pendiri sekaligus Pembina STIQ Ar-Rahman, Ustadz Haris Renaldi, M.Pd selaku ketua STIQ Ar-Rahman, Ustadz Hafid, M.Pd sebagai Waket I, Dr. Edi Sutarto, M.Pd selaku Waket II, Ustadz Budi Suhartawan, MA sebagai Waket III, Ustadz Abdul Manaf, MA selaku ketua LPPM, segenap dosen STIQ Ar-Rahman dan beberapa Ketua unit yang berada di bawah yayasan, serta seluruh mahasiswa STIQ Ar-Rahman semester tujuh sebagai peserta KKN.

Acara pelepasan KKN ini mengusung tema, “Membangun Peradaban Islam melalui Pendirian Rumah Tadabbur Al-Qur'an (RTQ) di Indonesia.” Konsep ini diangkat sebagai upaya mendukung program yayasan yang sedang digalakkan di beberapa Provinsi di Indonesia bahkan mancanegara. Dengan adanya KKN ini, diharapkan mahasiswa dapat mengabdi secara langsung di tempat yang sudah ditentukan dan mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah di STIQ Ar-Rahman.

Ketua STIQ Ar-Rahman dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada tahun ini KKN dilaksanakan dengan memperhatikan dan menyesuaikan kondisi di Indonesia yang sedang dilanda pandemi covid-19. Oleh karena itu mahasiswa menjalankan KKN di unit kerja masing-masing dengan tetap mentaati protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus.

“Di tengah Pandemi Covid-19 ini, pihak kampus menyesuaikan kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa dengan menerjunkannya di unit kerja masing-masing. Selain itu, mahasiswa perdana ini, 99 % dari pejabat teras di AQL Islamic Center, sehingga akan sangat berdampak pada kinerja internal lembaga jika harus meninggalkan unit selama masa KKN,” ungkap beliau.

Beliau menambahkan ada tiga daerah yang menjadi tempat pengabdian mahasiswa selama KKN, yaitu: Tebet, Megamendung dan Jonggol.

“Adapun lokasi KKN difokuskan di tiga tempat, Tebet, Megamendung dan Jonggol. Keputusan ini diambil, melihat para mahasiswa mayoritas berdomisi di tiga lokasi ini,” tambahnya.

KH. Bachtiar Nasir selaku pendiri sekaligus Pembina STIQ Ar-Rahman dalam acara ini berkesempatan memberikan tausiah untuk mahasiswa sebagai bekal KKN. Beliau mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi terhadap STIQ Ar-Rahman, karena sudah mulai menunjukkan hasilnya melalui KKN diusia yang berjalan empat tahun ini.

“Hari ini saya bangga dan bahagia terhadap STIQ, sebab di usianya yang berjalan empat tahun ini sudah mulai memperlihatkan hasilnya dengan KKN,” ungkap beliau.

Beliau mengatakan bahwa menjadi angkatan perdana adalah sebuah kebanggaan sekaligus pelaku sejarah yang namanya akan dikenang. Untuk itu beliau berpesan agar mahasiswa senantiasa menjaga almamater tercinta dan punya rasa memiliki serta tanggungjawab terhadap STIQ Ar-Rahman.

“Camkan dalam diri kalian, bahwa STIQ Ar-Rahman adalah milik dan tanggung jawab saya. selain itu kalian juga menjadi wajah STIQ secara kualitas, karena sebuah lembaga pendidikan dinilai dari alumninya dan kalian adalah alumni perdananya”, pesan beliau.

Diakhir penyampaian, KH. Bachtiar Nasir juga menjelaskan terkait program RTQ yang baru selesai disusun oleh tim. Dimana program RTQ ini akan menjadi acuan mahasiswa dalam menjalankan KKN selama satu bulan lamanya. Berharap ada kegiatan nyata yang betul-betul tercipta dan menjadikan RTQ sebagai program kongkrit dalam membangun Peradaban Islam.

Acara pembekalan sekaligus pelepasan KKN ini berlangsung dengan khidmat, dan diakhiri dengan penyematan almamater kepada salah satu mahasiswa secara simbolis, diikuti doa dan sesi foto bersama. 



Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Ar-Rahman Bogor menerima kunjungan dari Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah ll Jawa Barat dalam rangka monitoring dan evaluasi, pada Selasa (20/10/2020). Visitasi tersebut adalah bagian dari agenda kerja Kopertais untuk memantau perkembangan pengelolaan lembaga pendidikan tinggi di STIQ Ar-Rahman. Dalam kunjungan ini hadir Dr. H. Ujang Dedih, M.Pd sebagai Visitor dan Deden Ali Murtado, M.Pd sebagai Pendamping.




STIQ Ar-Rahman Terima Kunjungan Monev Kopertais II Jabar 

01 Oktober 2020

Kedatangan Tim Monev tersebut disambut baik oleh Yeri Kusyaeri, M.Pd.I sebagai BPPT sekaligus perwakilan Yayasan, Haris Renaldi, M.Pd sebagai Ketua STIQ Ar-Rahman, Budi Suhartawan, MA (Wakil Ketua lII Bidang Kesiswaan), Dr. Muhammad Yasir, MA (Ketua Lembaga Penjaminan Mutu), M. Agus Yusron, MA (Ketua Prodi IAT), Muhammad Iskandar, MA (Ketua Prodi IH), Vina Qurrata A’yun, M.Pd.I dan Nova Nurrohmah, M.Pi sebagai dosen. Tentunya pelaksanaan visitasi ini dengan memperhatikan kondisi penanganan covid dan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Kegiatan Visitasi Monev Khusus 2020 yang dilakukan di STIQ Ar-Rahman meliputi : silaturrahim dengan pimpinan dan dosen, kunjungan dan observasi lokasi kampus serta asrama, mengisi dokumentasi data IPD II, evaluasi khusus dan refleksi bersama antara pimpinan STIQ Ar-Rahman dan Kopertais mengenai kondisi dan permasalahan yang dihadapi.

Selain itu, juga diadakan forum sharing informasi dan tanya jawab antara Kopertais dengan pimpinan dan Dosen STIQ Ar-Rahman, diantaranya: mengenai implementasi kegiatan akademik pada masa covid 19, teknis pelaporan Emis dan PD-Dikti, implementasi regulasi terkait registrasi Dosen, Sertifikasi Dosen, Statuta dan SPMI, implementasi NINA (PIN), Metodologi Penelitian, Penerbitan Jurnal Ilmiah, Akreditasi Institusi dan Akreditasi Program Studi, Pengajuan Prodi baru, dan lain sebagainya.

Ketua STIQ Ar-Rahman, Haris Renaldi, M.Pd  menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tim Visitor Monev  khusus 2020 yang telah berkenan mengadakan visitasi ke kampus STIQ Ar-Rahman. Beliau juga berharap kegiatan Monitoring dan Evaluasi ini dapat memberikan masukan dan arahan agar proses pengelolaan Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Ar-Rahman dapat berjalan lebih baik dan sesuai dengan aturan yang ada.

Rabu, 16 September 2020

STIQ AR-RAHMAN JALIN KERJASAMA DENGAN SÜTÇÜ İMAM ÜNIVERSITY TURKI

Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) ar-Rahman Bogor baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Sütçü İmam Üniversity (SIU) Turki, sebuah Universitas Negri yang terletak di Kahramanmaraş Turki. MoU tersebut ditandatangani oleh Pembina sekaligus pimpinan AQL Islamic Center, Bachtiar Nasir, Lc, MM, dan Rektor Sütçü İmam University, Profesor Dr. Niyazi Bisa.

“Penandatanganan MoU itu dilakukan pada Senin (04/11) di Kampus SIU Turki”, kata Ketua STIQ ar-Rahman, Haris Renaldi, M.Pd yang turut hadir pada kesempatan tersebut.

Kerjasama ini dimaksudkan untuk memperkuat keunggulan akademik dan penelitian, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) masing-masing pihak.

Poin-poin kerjasama kedua lembaga meliputi berbagai macam kegiatan akademik diantaranya, pertukaran mahasiswa, dosen dan staff akademik, kerjasama kegiatan ilmiah seperti konferensi, seminar, simposium, kursus Tadabbur al-Qur’an dan kepemimpinan, pengembangan proyek penelitian tentang Tadabbur al-Qur’an dan hadis, serta pertukaran publikasi ilmiah dan informasi.    

Menurut Haris Renaldi, dengan adanya MoU ini dapat menambah motivasi belajar mahasiswa STIQ ar-Rahman dan mereka bisa melanjutkan s2 dan s3 di Turki. Beliau berpesan kepada seluruh mahasiswa agar mempersiapkan bekal menuju Turki dengan hafalan Al-Quran yang sempurna, menguasai bahasa Internasional Arab dan Inggris, serta bahasa Turki.

 

Sabtu, 21 September 2019

Pejuang Islam Itu Harus Berani Berkurban dan Berkorban

Tulisan dengan judul “Pejuang Islam Itu Harus Berani Berkurban dan Berkorban” ini berkaitan dengan dua hari besar yang kebetulan bersamaan pada bulan Agustus tahun 2018. Dimana seluruh Rakyat Indonesia khususnya umat Islam merayakan dua hari bersejarah, yaitu Hari Kemerdekaan RI ke 73 pada tanggal 17 Agustus dan Hari Raya Idul Adha pada tanggal 22 Agustus. Jika dirunut kebelakang, baik sejarah kemerdekaan Indonesia maupun Idul Adha tidak terlepas dari kata korban dan kurban, dua kata yang berbeda meskipun sekilas terlihat sama, yaitu sama-sama membutuhkan kerelaan, keikhlasan, keteguhan, dan kesanggupan hati untuk berbagi dengan yang lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurban artinya persembahan kepada Allah Swt, seperti sapi dan kambing yang disembelih di Hari Raya Idul Adha. Tindakan atau ritual penyembelihan sapi itulah yang disebut kurban. Adapun orang yang sedang mempersembahkan hewan kurban  berarti ia sedang berkurban. Sedangkan korban diartikan sebagai pemberian untuk menyatakan kebaktian (kerelaan hati). Berkorban artinya memberikan sesuatu untuk keselamatan orang lain sebagai tanda bakti, seperti pahlawan kemerdekaan yang telah banyak mengorbankan  harta dan bendanya untuk kemerdekaan tanah air Indonesia ini.
Sebagaimana kita tahu bahwa Kemerdekaan Indonesia ini direbut oleh para pejuang dengan pengorbanan yang tidak mudah. Tidak bisa dinafikan bahwa ada peran besar dari pejuang muslim yang turun langsung memperjuangkan kemerdekaan, bahkan tidak terhitung lagi para syuhada yang mengorbankan jiwa dan raga mereka. Pengorbanan itulah yang telah mengantarkan seluruh Rakyat Indonesia dapat merasakan kemerdekaan.
Meski kemerdekaan sudah diraih, bukan berarti masyarakat Indonesia bisa berleha-leha, bermalas-malasan dan bahkan terlena menikmati keadaan. Kita akui memang Indonesia telah bebas dari penjajahan Belanda, akan tetapi ada penjajahan yang lebih besar lagi tengah dihadapi oleh generasi Islam saat ini. Kondisi ini banyak dikenal orang sebagai The New Colonialism, penjajahan baru yang ternyata lebih dahsyat dari penjajahan klasik. Dimana penjajahan  klasik sangat disadari oleh masyarakat yang dijajah dan mereka sangat tahu kalau dirinya sedang dijajah. Sedangkan The New Colonialism (penjajahan baru) amat sangat sulit dipahami oleh rakyat. Mereka merasa hidup baik-baik saja, padahal sejatinya sedang dijajah melalui pemikiran (ghazwul fikri) yaitu sebuah gerakan untuk memerangi atau merusak pikiran generasi muda khususnya generasi muslim. Media TV, sepakbola, rokok, narkoba, internet, musik, sosmed, komedi, film, dan lain-lain merupakan sebagian dari cara sistematik untuk membuat masyarakat buta terhadap kondisi penjajahan yang sedang terjadi.
Untuk itu, generasi Isam harus selalu berjuang melawan segala bentuk penjajahan modern dengan meningkatkan Iman dan Taqwa, mempertahankan Akidah Islam, serta membantu saudara-saudara sesama Muslim yang saat ini tengah dijajah. Tak mengapa harus mengorbankan harta, pikiran, bahkan jiwa dan raga sekalipun demi mendapat kemerdekaan hakiki yang diridhoi Allah Swt.
Setelah mendapat banyak kebaikan dan Karunia dari Allah SWT maka umat Islam haruslah “berkurban” untuk mendatangkan berbagai kebaikan. Sebagaimana dalam Al-quran surah al-Kautsar ayat 1-2 ditegaskan, setelah disebutkan kenikmatan yang besar, Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk mendirikan shalat dan berkurban sebagai bukti rasa syukur atas nikmat-nikmat itu. Maka di bulan Zulhijjah inilah kesempatan umat Islam untuk berkurban, sebagai bukti ketundukan secara total terhadap perintah Allah dan menghindar dari hal yang dilarang- Nya. (H)

MAHASISWI STIQ AR-RAHMAN RAIH PRESTASI PADA MTQ KABUPATEN BEKASI


Dua orang mahasiswi STIQ Ar-Rahman berhasil meraih juara pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kabupaten Bekasi. Mereka adalah Jihan Nur Rabiahtul Jannah Sahib, mahasiswi program studi (prodi) Imu-Ilmu Hadis (IIH), dan Khofidatur Rofi’ah, mahasiswi prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT). Keduanya merupakan mahasiswi angkatan 2018 asal Bekasi.  

MTQ Tingkat Kabupaten Bekasi yang ke 51 ini diadakan selama enam hari, mulai tanggal 8 hingga 13 September 2019, di Kecamatan Sukatani. Dengan mengangkat Tema “Tingkatkan Syiar Islam Menuju Kabupaten Bekasi Baru Bekasi Bersih”, perhelatan MTQ ini menghadirkan 8 Cabang lomba dengan 24 golongan, dan diikuti oleh kafilah-kafilah dari 23 kecamatan se Kabupaten Bekasi.

Dalam Musabaqah ini, Jihan memperoleh juara 1 cabang Hadits 100 dan 500 Putri. Sedangkan Khafidatur Rofi’ah meraih juara 3 cabang Tafsir Al-Qur’an Bahasa Inggris Putri. Atas prestasinya, mereka berhasil membawa pulang throphy dan penghargaan-penghargaan lainnya. Secara tidak langsung, prestasi mereka telah mengharumkan nama STIQ ar-Rahman di tingkat Kabupaten Bekasi.

Saat ditanya pengalaman, Jihan mengatakan ini adalah musabaqah kedua setelah sebelumnya mengikuti STQ tingkat Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, banyak sekali pengalaman yang didapat, diantaranya bisa menambah wawasan dan mengenal orang-orang yang sudah berpengalaman di ajang MTQ. Sehingga ia merasa terpacu untuk bisa dan terus belajar terutama di bidang hadits. Mahasiswi yang ingin sekali menjadi muballighoh ini berharap, tidak hanya berprestasi di tingkat Kabupaten atau Provinsi, namun juga bisa lanjut ke tingkat Nasional dan Internasional.

“Harapannya banyak, semoga bukan Cuma di kabupaten ataupun provinsi, semoga Jihan bisa lanjut ke Nasional dan Internasional. Tapi jauh dari itu Jihan berharap apa yang di dapat bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak”, paparnya.

Hal senada juga dialami oleh Khafidatur Rofi’ah, melalui MTQ ini ia bisa terpacu lagi untuk belajar dan bisa bertukar ilmu dengan peserta yang lain. Mahasiswi yang biasa disapa Fifi ini mengakui awalnya ragu karena belum pernah mengikuti MTQ, apalagi di bidang tafsir bahasa Inggris. Namun berkat dukungan dari orang tua, dosen-dosen dan teman-teman akhirnya ia optimis mengikuti kompetisi meskipun persiapannya dalam waktu relatif singkat.

“Ini pengalaman pertama Fifi ikut MTQ, apalagi bahasa Inggris. Awalnya ragu tapi berkat dukungan dan dorongan dari ortu dan dosen serta teman-teman, optimis ikut aja meskipun persiapannya mendadak”, ungkapnya.

Dengan MTQ ini ia berharap dapat memotivasi diri sendiri agar lebih semangat mendalami al-Quran dan bisa menyebar luaskan Al-Qur’an dan Hadits. Ia juga berharap mahasiswa STIQ ar-Rahman bisa lebih giat belajar dan mengikuti kegiatan ataupun kompetisi di kampus dan di luar kampus. Menurutnya STIQ ar-Rahman adalah tempat terbaik untuk bisa memulai langkah awal menjadi generasi Qur’ani.

Ketua STIQ Ar-Rahman Haris Renaldi, M.Pd, pada Ahad (15/09) mengatakan, kami pimpinan dan seluruh civitas mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa STIQ Ar-Rahman yang telah berhasil mengukir prestasi pada MTQ tingkat Kabupaten Bekasi. Semoga prestasi dua mahasiswi ini terus mendorong seluruh mahasiswa yang lainnya untuk tidak kenal lelah belajar dan mengasah diri dalam belajar dan menggali  menggalipotensi terbaiknya.



STIQ Ar-Rahman Tandatangani MoU dengan BAZNAS Enrekang


Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Ar-Rahman Bogor dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Enrekang sepakat menjalani kerjasama tentang pendidikan kaderisasi Da’i dan Imam di Kabupaten Enrekang. Kesepakatan kerjasama ditandai dengan penandatanganan naskah Memorandum of Understanding (MoU) oleh Ketua STIQ Ar-Rahman Haris Renaldi, M.Pd dan Pimpinan BAZNAS Enrekang Ir. Mursjid Saleh Mallapa di Ar-Rahman Qur’anic Learnig (AQL) Center Jl. Tebet Utara 1, Jakarta Selatan, pada Selasa (19/03/2019).
Turut hadir dalam penandatanganan tersebut Rezki Daswir, MA sebagai Wakil Ketua I STIQ Ar-Rahman, Yeri Qusyaeri, M.Pd.I dan Samade Saputra sebagai perwakilan dari Yayasan Pusat Peradaban Islam (YPPI), serta Dr. Ilham Kadir, MA dari pihak BAZNAS Kabupaten Enrekang.
Perjanjian Kerjasama dengan Nomor 002/MOU/BAZNAS-ERKG/III/2019 dan Nomor 048/A1.11/STIQ.AR/III/2019 tersebut diadakan dalam rangka meningkatkan pendidikan dan keilmuan para da’i dan imam di Kabupaten Enrekang yang berlaku selama 5 tahun. Wilayah kerjasamanya sendiri mencakup pelatihan/TOT da’i dan Imam, serta fasilitasi warga Kabupaten Enrekang untuk menempuh pendidikan sebagai kaderisasi da’i dan imam di STIQ Ar-Rahman.
Menurut Mursjid S. Mallapa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang saat ini sangat mendukung berbagai program keagamaan dan bertekad mewujudkan Kabupaten Enrekang yang religius. Maka posisi BAZNAS adalah membantu pemerintah dengan cara menjalin kerjasama dengan kampus-kampus yang dikhususkan untuk mencetak kader ulama yang mumpuni. Salah satunya adalah STIQ Ar-Rahman, yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Enrekang.
“Kita harap ke depan  setiap satu desa minimal satu imam yang dapat mengajar dan berceramah di Kabupaten Enrekang,” ungkapnya.
“Saat ini sudah ada dua kader  dari Enrekang yang melanjutkan kuliah di STIQ Ar-Rahman. Jumlah ini akan terus ditingkatkan dengan pembiayaan sesuai kemampuan Baznas, namun prioritas utama tetap mengirim mahasiswa dari kalangan keluarga kurang mampu”, tambah alumni S3 UIKA Bogor ini.
Bentuk kerjasama tersebut diapresiasi positif oleh Ketua STIQ Ar-Rahman, Haris Renaldi, M.Pd. Menurutnya, kualitas mahasiswa STIQ Ar-Rahman dapat diunggulkan di masyarakat.
“Para mahasiswa dibekali berbagai keilmuan yang sangat dibutuhkan masyarakat Muslim masa kini. Mulai dari sertifikasi bacaan Al-Qur’an hingga tatacara pengurusan jenazah. Bahkan mereka kita bekali keterampilan kepemimpinan agar siap menjadi pemimpin di tengah umat,” terangnya.

Rabu, 13 Maret 2019

Pengurus BEM STIQ Ar-Rahman Masa Khidmat 2018-2019 Resmi Dilantik Oleh KH. Bachtiar Nasir


Pelantikan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIQ Ar-Rahman digelar pada Ahad (9/12/2018) lalu. Acara ini bertempat di aula gedung STIQ Ar-Rahman dengan dekorasi ruangan yang indah hasil kreativitas Mahasiswa. Sejumlah tamu undangan turut hadir pada acara pelantikan tersebut, diantaranya: KH.Bachtiar Nasir, LC, MM selaku Pendiri dan Pembina STIQ Ar-Rahman, Bunda Marliyana selaku Inisiator pendiri STIQ Ar-Rahman, Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam AQL Islamic Center, Ketua Departemen Pendidikan dan Kebudayaan AQL Islamic Center, Ketua STIQ Ar-Rahman, Kaprodi Iilmu Al-Qur’an dan Hadits, Waket III, para dosen dan Mahasiswa STIQ Ar-Rahman.
Acara pelantikan tersebut dibuka dengan lantunan Ayat Suci Al-Qur’an, dilanjutan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Fajar di Ufuk Indonesia. Kemudian laporan ketua panitia acara oleh Ustadz Muhammad Yasin, dan disusul dengan sambutan-sambutan, yaitu sambutan oleh Ustadz Iswahyudi Mukhlis, Lc selaku Ketua Yayasan Pusat Peradaban Islam, Dr. Edi Sutarto, M.Pd sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Kebudayaan AQL Islamic Center, dan terakhir oleh Ketua STIQ Ar-Rahman, Haris Renaldi, M.Pd.
Dalam sambutannya, Ustadz Haris berpesan agar dalam kepengurusan BEM nanti ada tiga hal yang harus dibangun dengan kokoh, yaitu: keikhlasan, kebersamaan dan pengorbanan. Jika tiga poin ini dimiliki oleh seluruh pengurus BEM STIQ Ar-Rahman, Insyaallah BEM akan memberikan manfaat yang besar untuk mahasiwa, kampus dan seluruh umat Islam.
Melalui pembacaan Ikrar jabatan yang dipandu oleh KH. Bachtiar Nasir, Lc, MM, BEM STIQ Ar-Rahman masa khidmat 2018-2019 telah resmi dikomandoi oleh Awaluddin sebagai Ketua, merupakan mahasiwa semester tiga Prodi Ilmu-Ilmu Hadis (IIH). Didampingi oleh Rininta Diang Kirana sebagai Wakil ketua, berasal dari mahasiswa semester tiga Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT). Keduanya bekerja sama dengan 36 mahasiswa semester satu dan tiga dari Program Studi IQT dan IIH dalam mewujudkan visi dan misi BEM STIQ Ar-Rahman.
Setelah pengurus BEM resmi dilantik, KH. Bachtiar Nasir memberikan pidato sekaligus nasehat untuk seluruh mahasiswa. Ada tiga prinsip penting yang beliau tekankan untuk para pemuda khususnya mahasiswa STIQ Ar-Rahman, yaitu: pertama, full power. Menurut beliau, pemuda-pemuda yang full power akan memulai dengan dentungan terhebat yang dia miliki. Ketika seorang pemuda berani percaya diri dan mampu melahirkan hal-hal besar di tengah keterbatasannya, ia merupakan calon pemimpin yang hebat. Maka, tugas mahasiswa adalah memulai, biarkan Allah yang menyempurnakannya.
Kedua, high speed yaitu berkecepatan yang tinggi. Menurut beliau, ciri pemuda sejatinya adalah berkecepatan tinggi dan tidak ada kata lambat. Karena pemuda yang lambat adalah pemuda yang tua sebelum waktunya. Sedangkan prinsip yang ketiga adalah kreatif dan inovatif. Mahasiswa harus memiliki prinsip yang ketiga ini untuk mengubah wajah tampilan STIQ Ar-Rahman menjadi lingkungan yang indah. Maka dengan full power, high speed, kreatif dan inovatif, mahasiswa bisa menjadikan STIQ Ar-Rahman suatu hari nanti menjadi destinasi rekreasi pendidikan yang penuh dengan inovasi dan kreasi mahasiswa.  
“Tempat boleh di Jonggol, tapi kondisi disini harus 24 jam seperti Makkah Mukarromah. Tempat boleh di Jonggol, tapi tempat ini akan menjadi energi kesucian, kebangkitan sepertti Baitul Maqdis,” tegas beliau dalam pidatonya.  
KH. Bachtiar berharap, dengan kehadiran pemimpin-pemimpin di STIQ Ar-Rahman maka ada kekuatan pergerakan yang hebat di Jonggol ini seperti energi di Baitul Maqdis. Jonggol ini diharapkan menjadi sebuah tempat peribadatan, menuntut ilmu, bahkan kegiatan ekonomi, dan kegiatan-kegiatan pergerakan 24 jam seperti Makkah Al-Mukarromah.
Untuk mencapai itu semua beliau mengajak mahasiswa untuk berfikir out of the box. “Mahasiswa yang mau berfikir diluar kotak harus mau memulai semua yang dianggapnya mustahil dalam benaknya. Start your impossible, because impossible only in your mind, mulailah kemustahilanmu karena kemustahilan hanya ada di pikiranmu”, pesan beliau.
Pidato KH. Bachtiar Nasir tersebut mengakhiri acara pelantikan BEM STIQ Ar-Rahman yang telah berlangsung dengan lancar dan khidmat. Semoga pesan dan nasehat luar biasa yang beliau sampaikan bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa khususnya BEM STIQ Ar-Rahman dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Terakhir, Kami segenap keluarga besar STIQ Ar-Rahman mengucapkan “Selamat dan Sukses untuk Pengurus BEM STIQ Ar-Rahman masa khidmat 2018-2019, semoga senantiasa istiqomah dalam menjalankan amanah.


KULIAH UMUM ILMU KALAM BERSAMA DR. HENRI SHALAHUDDIN, MIRKH


STIQ Ar-Rahman Bogor kedatangan seorang “pendekar pemikiran Islam” Dr. Henri Shalahuddin, MIRKH pada Jum’at (30/11/2018) lalu.  Beliau adalah peneliti senior INSIST, meraih gelar Doktor Universiti Malaya Kuala Lumpur dalam Pemikiran Islam, dengan judul disertasi: “Wacana Kesetaraan Gender dalam Pemikiran Islam di Institusi Pengajian Tinggi Islam di Indonesia.” Lulusan KMI Pesantren Modern Gontor ini juga aktif menulis artikel, makalah dan buku. Beliau menyelesaikan gelar sarjana di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor tahun 1999, dan menyelesaikan gelar magister dalam bidang ushuluddin di Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) tahun 2003.  
Pada kesempatan kali ini, Henri Shalahuddin mengisi Kuliah Umum Ilmu Kalam di hadapan seluruh Mahasiswa. Para Mahasiswa dan Dosen yang hadir menyambut dengan antusias agenda yang dilaksanakan di Aula STIQ Ar-Rahman tersebut. Menurut Henri, pembahasan mengenai Ilmu Kalam dalam Islam sebenarnya bukanlah kajian baru, karena pembahasan itu banyak dijumpai dalam kitab-kitab Akidah, baik klasik maupun kontemporer. Kerena banyaknya penyebutan lain dari Ilmu ini, maka Ilmu Kalam menempati kedudukan yang tinggi dan cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslim. Diantara nama-nama lain dari Ilmu Kalam yaitu: Ilmu Tauhid, Ilmu Aqa’id, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Asma’ wa Shifah, dan Teologi Islam.
Beliau menegaskan bahwa Ilmu Kalam bukanlah disiplin ilmu yang berbahaya dan menyesatkan sebagaimana penilaian sebagian ulama, sehingga harus dihindari dan dijauhi. Akan tetapi, mempelajari Ilmu Kalam ini sangatlah penting untuk menjaga akidah agar tidak mudah diombang ambing oleh peredaran zaman. Perumpamaan pentingnya Ilmu Kalam ini seperti pentingnya obat untuk kesembuhan penyakit hati. Sesuai definisinya, ilmu kalam adalah ilmu yang mengkaji pokok-pokok keimanan dengan dalil-dalil ‘aqli dan menolak para pembuat bid'ah dalam masalah keimanan yang menyimpang dari madzhab salaf dan Ahlussunnah. Selain itu, Ilmu Kalam juga memiliki pengaruh yang besar bagi semua ilmu, seperti: tasawuf, filsafat, maupun fiqih. Ilmu ini membahas masalah pokok-pokok agama dari sisi penjelasan tema-temanya, afirmasi (itsbat), membantah keragu-raguan yang berkenaan dengan pokok-pokok  agama, dan menetapkan kaedah-kaedah untuk cabang permasalahan yg muncul.
Dalam presentasinya, Henri juga memaparkan skema keterkaitan akal dan wahyu karena keduanya digunakan dalam Ilmu Kalam untuk menghindari rusaknya keseimbangan dalam memahami kepercayaan agama. Dalam tradisi intelektual Islam, akal dan wahyu tidak bisa dipisahkan dan dipertentangkan. Akal ibarat mata dan wahyu adalah pelita. Membuang pelita karena merasa punya mata adalah kesombongan. Demikian halnya dengan memejamkan mata karena merasa telah menggenggam pelita adalah sebuah kedunguan. Beliau mengambil sebuah perumpaan dari Imam al-Ghazzāli, bahwa orang yang menafikan akal dan mencukupkan dirinya dengan cahaya al-Quran, ibaratnya seperti orang yang condong kepada cahaya matahari tapi menutup kelopak matanya.
Sebaliknya, orang yang menyandarkan pada akal dan argumentasi spekulatif semata dalam mencari kebenaran, tanpa mengindahkan dalil-dalil al-Qur'an dan hadits ibarat orang yang buta matanya. Mengakibatkan fanatisme pada kebenaran relatif yang diperolehnya, senang berdebat dan memandang golongan lain dengan pandangan kebencian. Oleh karena itu, akal bersama wahyu haruslah sejalan karena keduanya adalah cahaya di atas cahaya.
Di penghujung kuliah umum, beliau mengingatkan kepada mahasiswa bahwa tantangan pemikiran pada zaman modern ini begitu marak dan serius. Untuk itu, mahasiswa diajak untuk selalu memperkuat argumentasi dan pemikirannya yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga nantinya diharapkan lahir puluhan bahkan ratusan pakar dari STIQ Ar-Rahman yang ikhlas berjuang untuk  mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang adil dan beradab, yang selamat dari berbagai paham perusak aqidah dan akhlak umat Islam.

MASTAMA STIQ AR-RAHMAN



Mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Ar-Rahman tahun akademik 2018-2019 mengikuti Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru atau yang dikenal dengan istilah MASTAMA pada Kamis (09/09/18). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIQ Ar-Rahman dibawah naungan Waket III Bidang Kemahasiswaan tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari mulai dari Kamis sampai Sabtu, 6-8 September 2018, bertempat di kampus STIQ Ar-Rahman Perum Asabri Desa Sukasirna Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor.
Ketua STIQ Ar-Rahman, Haris Renaldi, S.Pd, M.Pd mengatakan bahwa tujuan diadakannya MASTAMA ini untuk memperkenalkan hal-hal yang berkaitan dengan kampus sekaligus mempersiapkan mahasiswa dalam proses transisi menjadi mahasiswa yang intelektual, berintegritas, dan Berakhlaqul Karimah.
STIQ mengadakan kegiatan Mastama agar mahasiswa tahu kampus kita ini mengarah kemana, dan paham apa yang harus dilakukan selama menjadi mahasiswa, sehingga tujuan kampus menghasilkan insan akademik yang berintelektual, berintegritas dan Berakhlaqul Karimah dapat terwujudkan”, terangnya saat diwawancarai di ruang dosen.
Lebih lanjut beliau berharap mahasiswa bisa mengikuti kegiatan dengan baik dan disiplin, karena MASTAMA adalah langkah awal mereka mempersiapkan diri menjadi ulama dan pemimpin masa depan. Hal tersebut sesuai dengan tema kegiatan yang diusung pada tahun ini, yaitu “ Menjadi Ulama yang Intelek, Intelektual yang Ulama”.
“Harapan saya kepada mahasiswa-mahasiswi baru, ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, ini merupakan titik awal memulai perjuangan menjadi seorang ulama dan pemimpin untuk bangsa dan umat ini, tentunya ulama yang intelek dan intelektual yang ulama sesuai dengan tema Mastama kita tahun ini”, kata beliau saat menyampaikan amanat dalam upacara penyambutan Mahasiswa baru.  

Ditempat yang berbeda, Waket III bidang Kemahasiswaan sekaligus ketua panitia Mastama, Budi Suhartawan, S.Pd, MA berpesan agar mahasiswa yang berasal dari ujung Timur sampai ujung Barat, bisa menjalin silaturrahim dan solidaritas. Sikap optimis, kreatif dan inovatif sangat diharapkan dari mahasiswa dan mereka mampu mengimplementasikan apa yg mereka dapatkan di STIQ Ar-Rahman ini.
Mastama ini, kata Budi, akan diisi dengan berbagai kegiatan positif yang sarat pengetahuan, wawasan dan motivasi. Pada hari pertama mahasiswa akan disuguhkan materi-materi tentang pengenalan Yayasan Pusat Peradaban Islam (YPPI), Pengenalan Kampus Kaderisasi Ulama dan Pemimpin STIQ Ar-Rahman, Pengenalan Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Ilmu Hadis (IH), dan Pengenalan Program Kaderisasi Ulama dan Pemimpin (PKUP).
Hari kedua, mahasiswa akan mengikuti tes wawancara  untuk menentukan bakat dan minat, dilanjutkan dengan materi Hamalatul Qur’an dan Hadits, serta pengenalan BEM dan UKM STIQ Ar-Rahman. Sedangkan hari terakhir, panitia mengundang Pendiri dan Pembina STIQ Ar-Rahman, KH Bachtiar Nasir, Lc, MM untuk memberikan Kuliah Umum bersama dengan Syeikh Tajuddin Ahmad Sa’id Abbasi, Phd. Semoga dengan kedatangan dua guru besar ini bisa memotivasi dan membakar semangat mahasiswa untuk mentadabburi Al-Qur’an dan Hadits di Kampus STIQ Ar-Rahman.

Minggu, 11 Februari 2018

NURUL ILMI FAIR MEMPERSIAPKN GENERASI YANG UNGGUL

CIBARUSAH, Berita Sekolah On-Line. SMP IT Nurul Ilmi menyelenggarakan acara Nurul Ilmi Fair (NIF) ke 17,  pada Jumat dan Sabtu (9-10 Februari 2018) lalu . Nurul Ilmi Fair (NIF) ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT Yayasan Nurul Ilmi. Serangkain kegiatan sudah terlaksana cukup baik dan teratur. Semua itu berkat kerjasama antara dewan guru, panitia dan anggota OSIS serta pihak-pihak lain yang turut berpartisipasi dalam menyukseskan acara NIF ke 17.
Acara yang bertemakan "Meraih Kemenangan untuk Kejayaan Islam"  ini diawali dengan turnamen futsal pada hari Jum’at( 9/2) dari pukul 08.00. Adapun pembukaan acara NIF dilaksanakan pada hari Sabtu (10/2) dan dilanjutkan dengan berbagai perlombaan, diantaranya : CC MIPA/PAI, Tahfizh, Story Telling, Pildacil dan Marawis. Pada pembukaan acara, Kepala Sekolah SMP IT Nurul Ilmi, Drs. Agus Mulyono menyampaikan sambutan dan mengucapkan terimakasih kepada sekolah-sekolah SD IT, SDN, dan MI yang ikut berpartisipasi memeriahkan kegiatan NIF. Beliau berharap dengan dilaksanakannya NIF ini bisa mempererat silaturrahmi antar sekolah-sekolah yang ada di lingkup SMP IT Nurul Ilmi.
Turut hadir dalam acara pembukaan,  Drs. Bakoh Basuki selaku ketua Yayasan Nurul Ilmi untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, beliau berpesan untuk tidak menjadikan kemenangan sebagai tujuan utama dalam kegiatan ini, tapi sebagai ajang mempersiapkan generasi-generasi penerus Agama dan bangsa yang handal serta memiliki keunggulan kompetitif. Drs. Bakoh menekankan bahwa semua perlombaan yang ada di NIF ini dilakukan dengan jujur dan fair sesuai dengan nama kegiatan “Nurul Ilmi Fair”.
Berbeda dengan NIF tahun lalu yang terus-menerus diguyur hujan, tahun ini acara NIF terlihat lebih cerah. Sebagai hiburan, sejumlah ekskul seperti pakibra, padus, dan pramuka tampil di tengah-tengah siswa, peserta lomba dan tamu undangan. Tidak hanya itu, acara NIF tahun ini juga dimeriahkan oleh band Alumni (Nurilkustik) berkolaborasi dengan guru SMP IT Nurul Ilmi, Bambang Yusbiadi Sucipto, S.Pd. Penampilan mereka sangat menarik dan menghibur. Bagi peserta dan tamu yang merasa haus dan lapar, juga sudah disediakan stand makanan yang dipusatkan di area parkir sekolah. Selain itu panitia juga menyiapkan stand photo booth karena ada lomba Photo contest berhadiah pulsa @50.000 bagi foto terbaik dan like terbanyak.
Pukul 14.30, semua rangkaian lomba NIF 17 sudah selesai dan dilanjutkan dengan pengumuman pemenang dan acara penutupan yang ditutup oleh Drs. Naufal Sanusi, M.Pd. Adapun SDIT/SDN/MI yang telah berhasil meraih juara dalam setiap perlombaan adalah :
-          Lomba marawis : juara I (SD IT Al-Kamiliah), juara II (SDIT Nurul Ilmi), juara III (MI Hidayatul Anfal), Harapan I (SD Al-Akhyar), harapan II (SDN Sukadami, harapan III (SD Karakter)
-          CC MIPA/PAI : juara I (SDIT Annida A), juara II (SDIT Assabiquun A), juara III (SDIT Assabiquun B), harapan I (SDIT Annida B), harapan I (SD IIBS), harapan III (SDIT Nurul Ilmi dan SDIT Binaul Fikri)
-          Tahfizh : juara I (SDIT Nurul Ilmi), juara II (SD Cikal Harapan), juara III (SDIT Rahman Hakim), harapan I (SD Cikal Harapan), harapan II (SDIT Nurul Ilmi), harapan III (SDIT Assabiquun).
-          Pildacil : juara I (SD IIBS), juara II (SDIT Rahman Hakim), juara III (SDIT Alkamiliah), harapan I (SDIT Nurul Ilmi), harapan II (SDIT Nurul Ilmi), harapan III (SDIT Assabiquun)
-          Story telling : juara I (SD IIBS), juara II (SDIT Assabiquun), juara III (SDIT Nurul Ilmi), harapan I (SD Surya Pengharapan), harapan II (SDIT Nurul Ilmi), harapan III (SD Cikal Harapan).
-          Futsal : Juara I (SDIT Nurul Ilmi), juara II (SD Cikal Harapan), juara III (SD Surya Pengharapan), harapan I (SDIT Assabiquun), pemain terbaik (Wildan dari SDIT Nurul Ilmi), dan top score (Wildan dari SDIT Nurul Ilmi)
Dari semua perlombaan, SDIT Nurul Ilmi berhasil merebut piala bergilir dari SMP IT Nurul Ilmi sebagai juara umum NIF ke 17 tahun 2018. Piala bergilir diserahkan oleh Drs. Naufal Sanusi, M.Pd selaku pembina Yayasan Nurul Ilmi. Beliau mengucapkan selamat kepada para pemenang dan berpesan agar selalu mengasah kemampuan untuk menjadi siswa yang berprestasi. Segenap dewan guru dan panitia NIF ke 17 tahun 2018 juga mengucapkan selamat kepada para pemenang dan sekolah-sekolah yang ikut berpartisipasi dalam acara ini. Sampai ketemu lagi pada NIF ke 18 tahun 2019 mendatang.